Warta

PBNU Haramkan Praktik Politik Uang di Kongres IPNU & IPPNU

Sabtu, 20 Juni 2009 | 08:58 WIB

Brebes, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melarang keras sekaligus mengharamkan penggunaan praktik politik uang (money politic) dalam Kongres Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU.

Hal tersebut dinyatakan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, dalam pidatonya pada pembukaan Kongres ke-16 IPNU dan Kongres ke-15 IPPNU di Pondok Pesantren Al Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (20/6) siang.<>

“Saya haramkan (praktik) money politic di kongres ini. Sebab, (money politic) itu akan menghancurkan moralmu, juga akan menghancurkan moral NU,” kata Hasyim dengan nada tegas disambut tepuk tangan para hadirin.

PBNU, kata Hasyim, berjanji akan bertindak tegas jika ternyata diketahui terdapat praktik tidak terpuji itu. Bahkan, imbuh dia, pihaknya tidak akan mengakui siapa pun ketua umum terpilih nantinya jika dihasilkan dari proses politik uang itu.

“Kalau ada yang diketahui secara sah menurut hukum melakukan money politic, PBNU tidak akan mengakuinya sebagai ketua umum, siapa pun itu,” tegasnya.

Ia berharap, seruannya dapat dipatuhi oleh semua peserta kongres. “Kalian juga harus berani menolak kalau ada yang melakukan money politic,” tambahnya.

“Kalau ada, sedikitnya empat orang, yang bersaksi telah melihat adanya praktik money politic, itu sudah sah menurut hukum. Dan, kalau memang benar-benar terbukti, siapa pun dia, PBNU tidak akan mengakuinya sebagai ketua umum,” paparnya.

Senada dengan Hasyim, Pengasuh Pesantren tersebut, KH Masruri Abdul Mughni, mengatakan, para peserta Kongres hendaknya selektif dalam memilih pemimpin IPNU atau IPPNU di masa mendatang. Menurutnya, pemimpin yang baik adalah orang yang dipandang layak dan memiliki kemampuan namun tidak ambisius.

“Siapa pun yang tidak berambisi jadi pemimpin tapi dipandang layak, dialah pemimpin yang baik. Pilihlah orang atau kader yang memiliki kriteria itu,” imbau Abah Masrur—begitu panggilan akrabnya. (rif)