PBNU Kritik PMII Tak Berfungsi sebagai Pengkaderan NU di Tingkat Mahasiswa
Sabtu, 20 Juni 2009 | 11:36 WIB
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengkritik organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dinilainya kini tak lagi berfungsi maksimum sebagai sarana pengkaderan NU di tingkat mahasiswa.
“PMII justru lebih banyak di jalanan (baca: aksi unjuk rasa, demonstrasi, dan lain-lain), tidak lagi (beraktivitas) di kampus,” kata Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi.<>
Ia mengatakan hal itu dalam pidatonya pada pembukaan Kongres ke-16 Ikatan Pelajar NU dan Kongres ke-15 Ikatan Pelajar Putri NU di Pondok Pesantren Al Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (20/6) siang.
Hasyim menambahkan, aktivitas PMII yang justru lebih banyak di luar kampus menyebabkan bidang garapan kemahasiswaan menjadi kosong. “Akhirnya, dimasuki (digarap) organisasi kemahasiswaan lain,” tandasnya tanpa menyebut nama organisasi yang dimaksud.
Kondisi seperti itu, katanya, membuat proses pengkaderan NU di tingkat mahasiswa pun terbengkalai. Bahkan, ujarnya, sebagian aktivis PMII terpengaruh paham pemikiran liberal dan justru melupakan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, sebagaimana dianut NU.
Hasyim menyadari bahwa PMII adalah organisasi independen dan tak ada hubungan organisatoris dengan NU. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa di awal kelahirannya, PMII dibidani tokoh-tokoh NU. Pendiriannya pun ditujukan bagi upaya memenuhi proses pengkaderan NU di tingkat mahasiswa.
Tak hanya itu. Meski independen, terangnya, pada kasus-kasus tertentu, organisasi tersebut masih menggantungkan keberadaannya pada NU secara kultural.
Kondisi tersebut, Hasyim menambahkan, jelas tak menguntungkan bagi NU. Karena itu, ia berharap kepada IPNU dan IPPNU agar juga memperhatikan proses pengkaderan di tingkat mahasiswa.
“Saya meminta IPNU dan IPPNU bisa memperhatikan universitas (baca: pengkaderan mahasiswa). Pengkaderan di tingkat sekolah, madrasah atau pesantren juga tetap jalan,” ujar Hasyim yang juga mantan aktivis PMII tersebut.
PMII berdiri pada 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU. Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
Di kemudian hari, dicetuskan Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, yang menyatakan bahwa PMII menyatakan sikap independen dari organisasi NU. (rif)
Terpopuler
1
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
2
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
3
Jejak Jejaring Santri dan Kiai di Sukunsari
4
Kitab Peretas Kerumitan Ushul Fiqh
5
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 62: Keyakinan Ahli Kitab dan Shabi'in
6
Hasil Mudzakarah Haji: Hasil Investasi Boleh Biayai Jamaah Lain, Dam Bisa Disembelih di Tanah Air
Terkini
Lihat Semua