Warta GELAR PAHLAWAN GUS DUR

PBNU Minta Gelar Pahlawan Gus Dur Direalisasikan Secepatnya

Kamis, 11 November 2010 | 12:45 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua PBNU Marsyudi Syuhud meminta agar proses pemberian gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur dapat direalisasikan secepatnya setelah target gelar dapat diberikan pada hari Pahlawan 10 November terlewati dan tidak termasuk dari 2 orang yang mendapat Gelar Pahlawan Nasional dari 10 yang diusulkan.

“Apa yang diperbuat Gus Dur untuk membumikan demokrasi, toleransi ummat, menghormati satu sama lain tidak pandang suku atau agama layak dihormati. Disitu Gus Dur membawa nama baik Indonesia di luar negeri, dia tidak hanya menjadi tokoh di Indonesia, tapi juga di tingkat Internasional,” katanya, Kamis.<>

Dari pengalamannya bergaul di tingkat internasional, keberadaan dan nama Gus Dur sangat dihormati. Dalam acara Global Peace Leadership Conference yang dihadiri oleh intelektual internasional dari 17 negara, peran Gus Dur diakui sejajar dengan Gandhi, Martin Luther King, Bunda Theresa dan Nelson Mandela.

“Dalam berbagai pertemuan internasional, saya selalu menjelaskan, ‘saya melanjutkan program Gus Dur, dan mereka selalu siap membantu,” terangnya.

Gelar pahlawan untuk Gus Dur sangat penting karena apa yang dilakukan oleh Gus Dur dapat menjadi contoh kepada generasi selanjutnya untuk melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan.

“Ini manfaatnya untuk orang Indonesia sendiri ketika butuh contoh ditampilkan. Orang Indonesia kan gampang mendidik ketika ada figurnya,” imbuhnya.

Ditambahkannya, orang sudah mengidentifikasikan Gus Dur dengan perjungan yang telah dilakukan.

“Orang akan bercerita pada anak dan cucunya sehingga pluralisme, toleransi dan moderasi yang diperjuangkan Gus Dur akan hidup terus. Kalau tidak, ya nanti kayak damar mati, lampunya nanti mati. Karena Gus Dur adalah lampu yang menerangi,” tambahnya.

Sementara itu Sekjen PBNU Iqbal Sullam menegaskan, realitas menghormatan masyarakat terhadap apa yang telah dilakukan oleh Gus Dur sudah jelas terlihat dari dulu sampai sekarang.

“Lihat makamnya Gus Dur, berapa banyak orang yang beziarah ke sana. Pada waktu wafatnya saja sudah begitu besar, ini menunjukkan kebesaran beliau,” tandasnya.

Kakek dan ayah Gus Dur sudah menjadi pahlawan nasional, semuanya memiliki peran sendiri yang sangat berarti dalam sejarah berdirinya Indonesia. KH Hasyim Asy’ari mendorong perlawanan terhadap penjajah dengan pengeluarkan Resolusi Jihad di Surabaya yang menyebabkan pecahnya pertempuran 10 November. KH Wahid Hasyim termasuk salah satu founding father Indonesia, yang turut memperjuangkan kebinekaan Indonesia dengan persetujuannya untuk menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta. (mkf)