Warta

PBNU Tagih Pemerintah Lakukan Deradikalisasi Keagamaan

Rabu, 6 April 2011 | 10:29 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Saod Aqil Siradj berharap pemerintah serius menderadikalisasi, menyikapi kelompok-kelompok radikal dalam Islam. PBNU siap membantu pemerintah dengan menggerakkan seluruh elemennya hingga ke pelosok daerah, untuk menderadikalisasi kelompok agama yang selama ini berpotensi mengancam keutuhan NKRI.

“Saya menilai sampai saat ini janji deradikalisasi oleh pemerintah masih sebatas simbolis dan penghias di media. Pemerintah, tidak melakukan kerja nyata terkait menderadikalisasi kelompok agama itu,” tandas Said Aqil Siradj pada wartawan di gedung PBNU Kramat Raya Jakarta, kemarin.<>

Menurut Kang Said, dirinya beberapa waktu lalu pernah dinobatkan menjadi Koordinator Nasional Gerakan Deradikalisasi Agama oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, tapi hingga hari ini kerja bersama dengan lembaga itu belum terlihat.

Padahal lanjut Said, konsekuensi dari ketidakjelasan penyelesaian deradikalisasi agama adalah masih terjadinya kesenjangan ekonomi, anarkisme, terorisme, kekerasan atas nama agama, dan konflik berbasis primordialisme.

”Dalam kasus kekerasan atas nama agama yang terus terjadi, terkesan ada pembiaran dari aparat yang berwenang. Jadi hal ini menimbulkan tanda tanya besar, apakah terorisme ini sengaja dipelihara untuk mendesain sebuah kepentingan politik tertentu,” ujarnya.

NU dengan jaringan cukup kuat hingga ke tingkat akar rumput lanjut Said Aqil, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membantu pemerintah menderadikalisasi kelompok keagamaan. ”NU ini selalu ingin mengembalikan jati diri pesantren sebagai alat transformasi budaya dalam menyebarkan Islam. Santri NU ini kan selalu ingin menggunakan Islam tanpa mempertentangkan dengan budaya yang ada di Indonesia,” tambah Said lagi.

Yang pasti katanya menyontohkan syiar Islam pada masa Sunan Kudus. Ketika itu masih banyak pemeluk Islam yang sangat menghormati sapi sebagai binatang suci dalam kepercayaan sebelumnya.

”Sunan Kudus tidak memperbolehkan orang Islam menyembelih sapi. Padahal di Al-Quran diperbolehkan. Namun, strategi budaya yang digunakan oleh Sunan Kudus akhirnya berhasil. Lihat saja di Kudus, sotonya semua dari daging kerbau,” tutur Said lagi.(amf)