Warta

Pendidikan Semakin Jauh dari Tujuan Agama

Kamis, 13 Oktober 2005 | 09:35 WIB

Yogyakarta, NU Online
Penyelenggaraan pendidikan tampaknya semakin jauh dari harapan Tuhan yang sinergi dengan tujuan agama, yakni membangun manusia yang mengabdi kepada Allah SWT, mempelajari ayat-ayat-Nya, dan berbuat baik kepada sesama manusia.

"Keadaan itu terjadi karena penyelenggaraan pendidikan kita baru mementingkan pengembangan intelektualitas individu," kata pakar pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr Djohar pada diskusi Membangun Pendidikan Tauhid di Tengah Pendidikan Sekuler, di Yogyakarta, Rabu.

<>

Akibat dari penyelenggaraan pendidikan itu, menurut dia, tatanan kehidupan yang harus dibangun bersama mengalami rintangan, dan kecenderungan yang terjadi dalam masyarakat adalah menjadi egoistis, mementingkan diri sendiri daripada kepentingan hidup bersama.

"Penyelenggaraan pendidikan kita berhenti pada masalah pengajaran. Padahal, pelajaran sebagai alat pendidikan dan pendidikan merupakan strategi budaya, yang berarti pendidikan kita seharusnya membangun budaya bangsa sehingga mampu merespon tatanan kehidupan bersama," katanya.

Berdasarkan hal itu, integrasi antara kajian alam yang menggunakan akal, pengamalan ajaran Tuhan yang diwujudkan dalam hati dan perilaku manusia menjadi sangat esensial dalam mewujudkan penampialan manusia beragama. Jika penyelenggaraan pendidikan mengikuti petunjuk tuhan, pendidikan sekuler tidak akan terjadi.

"Oleh karena itu, kita harus mampu merumuskan kehidupan modern menurut budaya kita, yakni kehidupan yang mengikuti bimbingan Tuhan, yang kita sikapi dengan penuh kesabaran dengan tidak memaksakan kehendak masing-masing," kata mantan Rektor UNY itu.

Ia menambahkan, dalam membangun manusia di bumi harus bersama antara pendidikan vertikal dan horisontal dalam arti ketauhidan dan kesosialan untuk membangun integrasi antara tauhid Ilahiyah dan tauhid sosial.

"Integrasi antara hati, akal, ucapan, dan perilaku menjadi cermin ketauhidan kita," kata Djohar yang juga Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta itu.(ant/mkf)