Jakarta, NU Online
Perwakilan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Urusan Kemanusiaan (United Nations Office for Coordinator of Humanitarian Affairs/UNOCHA), Rabu (14/3) siang, meninjau langsung posko pengobatan gratis bagi korban pasca banjir DKI Jakarta yang digelar Lembaga Pelayanan Kesehatan (LPK) NU di RT 8/12 Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta.
NGO and Officer Relations Officer UNOCHA untuk Indonesia Fernando Hesse mengaku sangat menghargai program aksi pengobatan gratis tersebut. Karena, menurutnya, hal itulah yang paling dibutuhkan para korban banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya awal Februari lalu.
<>Dikatakan Fernando, program hasil kerja sama UNOCHA dan LPKNU yang dilaksanakan selama 1,5 bulan itu memang dikhususkan bagi para korban pasca banjir, terutama anak-anak. “Mereka (korban banjir, Red) sangat membutuhkan dengan segera pelayanan kesehatan seperti ini,” katanya.
Pria asal Peru pun menyatakan bahwa program tersebut sangat tepat sasaran. Karena NU berhasil bekerja sama dengan ibu-ibu PKK setempat. “NU bisa bekerja sama dengan ibu-ibu PKK sangat bagus. Karena merekalah yang paling tahu kondisi warga di sekitarnya, apa saja yang dibutuhkan,” terangnya.
Selain itu, Fernando menilai, untuk ukuran pelayanan kesehatan yang bersifat darurat, aksi sosial pengobatan gratis itu sudah cukup memenuhi standar. Tenaga medis yang keseluruhannya kader NU sendiri dan obat-obatan serta peralatan-peralatan lain yang dimiliki, katanya, cukup untuk melayani warga yang membutuhkan.
Sementara itu, Koordinator Tim Medis LPKNU dr Mustafid Dahlan mengungkapkan, untuk warga RT 8/12 Kelurahan Rawa Buaya tersebut, sekira 30 persen dari 300 pasien yang ditanganinya telah sembuh. “Selebihnya masih ada yang masih sakit. Tapi insya Allah, pada kesempatan mendatang sudah sembuh semua,” terangnya.
Pengobatan cuma-cuma sekaligus pemantauan kondisi kesehatan warga dan kebersihan lingkungan di tempat tersebut merupakan kegiatan kali kedua yang dilaksanakan LPKNU. Sebelumnya, kegiatan serupa diselenggarakan di tiga wilayah berbeda. Aksi tersebut masih akan berlangsung hingga dua pekan mendatang dan hingga dipastikan warga telah benar-benar pulih.
Ditemukan penyakit Marasmus
Avianto Muhtadi, Field Manager program tersebut mengungkapkan, sepanjang aksi pengobatan cuma-cuma yang dilaksanakan terdapat sejumlah penyakit yang tingkat penderitanya cukup tinggi. Di antaranya, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) mencapai 327 orang. Berikutnya Common Cold (CC) dengan 265 penderita. Disusul diare yang mencapai 141 orang. Diikuti dermatitis 45 orang dan conjungtivitis 16 orang. “Pasien yang kita tangani terdapat 1.130 orang,” tandasnya.
“Ada beberapa pasien yang dalam pengamatan kami ada tanda-tanda leptospirosis (penyakit akibat virus dari air seni tikus, Red). Tapi masih perlu penelitian lebih lanjut,” imbuh Avin, demikian panggilan akrab Komandan Satuan Koordinator Wilayah Banser DKI Jakarta itu.
Temuan yang cukup mengerikan, lanjut Avin, yakni ada satu pasiennya yang terkena penyakit marasmus. Penyakit yang diakibatkan kekurangan gizi; karbohidrat dan protein tersebut ditemukan di daerah Muara Kapuk, Jakarta Utara. “Faktor kemiskinan yang kemudian merembet pada tidak terpenuhinya gizi serta lingkungan yang kurang sehat merupakan sebab utama penyakit tersebut,” ujarnya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
6
Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY
Terkini
Lihat Semua