Warta

Pesantren Sempat Dikucilkan Pemerintah

Kamis, 9 Agustus 2007 | 03:42 WIB

Pariaman, NU Online
Pesantren sebagai lembaga pendidikan sempat dikucilkan oleh pemerintah. Ijazahnya hanya diakui setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), sederajat lebih rendah dari Sekolah Teknik Menengah (STM). Padahal, pendidikan di pesantren ditempuh selama 7 tahun, lalu lalu dilanjutkan lagi dengan mengajar atau mengabdi di pesantren tersebut selama beberapa tahun.

Demikian disampaikan pimpinan Pondok Pesantren Gaya Baru Paingan Amiruddin Tuanku Mudo Tan Putiah pada acara "Sosialisasi Pondok Pesantren Salafiyah Kabupaten Padangpariaman Tingkat Ulya (tinggi)" di Pondok Pesantren Gaya Baru Paingan Kecamatan Sungailimau Kabupaten Padangpariaman Sumatera Barat, Rabu (8/7). ;

Amiruddin Tuanku Mudo mengatakan, dengan kondisi yang tidak menguntungkan tamatan pesantren tersebut banyak orang tua yang menyuruh anaknya meninggalkan pesantren.

”Termasuk bantuan pemerintah pun sangat minim, kalau dikatakan tidak ada sama sekali. Padahal pimpinan pesantren tersebut ikut ambil bagian dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Amiruddin.

Namun sekarang pemerintah sudah mulai sadar. Terbukti perhatian pemerintah terhadap pesantren sudah baik. Tentu saja dengan persyaratan pesantren salafiyah harus menjalankan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan memberikan pelajaran umum seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia, matematika, IPS, IPA dan PPKn. Ijazahnya pun diakui dan disetarakan dengan ijazah sekolah umum.

”Tahun sekarang pemerintah mulai membuka kesempatan kepada pondok pesantren salafiyah tingkat ulya (setingkat SLTA). Pondok pesantren Gaya Baru Paingan mulai tahun ajaran 2007 mulai menyelenggarakan pendidikan pesantren tingkat ulya. Santri dibebaskan dari segala pungutan, kecuali biaya hidup. Tahap pertama dimulai dengan 20 santri,” kata Amiruddin.

Ikut memberikan sambuatan Ketua LP Ma’arif Nahdlatul Ulama Propinsi Sumatera Barat Drs. Ideal Alimuddin, SH. M.Hi, Kasi Pekapontren Depag Padangpariaman Drs. Humayun Akbar, M.Pd. Hadir Mustasyar PW NU Sumbar Drs. H. Razak TM, Wakil Ketua PW NU Sumbar Zainal MS, SH, Sekretaris LP Ma’arif NU Sumbar Drs. Amiruddin Tuanku Majolelo, Kasi Mapenda Depag Padangpariaman Drs. Helmi, M.Ag dan Kepala MAN Gaya Baru Paingan  Drs. Erman dan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Padangpariaman. (Laporan Bagindo Armaidi Tanjung dari Padang)