Warta

PMII Serukan Hentikan Politisasi Agama dalam Pilpres

Jumat, 26 Juni 2009 | 20:50 WIB

Jakarta, NU Online
Politisasi agama dalam Pemilu Presiden sebaiknya segera dihentikan. Sebab, hal tersebut bukan hanya akan berdampak buruk bagi bangsa, melainkan juga bentuk penzaliman terhadap agama itu sendiri.

"Kepada para elit politik, tim sukses capres dan cawapres, serta calon pemimpin nasional agar tidak menggunakan agama sebagai ajang kampanye atau melakukan politisasi agama untuk meraih kekuasaan," kata Ketua Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Adien Jauharudin, di Jakarta, Jumat (26/6) dikutip dari Detik.com.
;
Politisasi agama, lanjut Audien, bukanlah pendidikan politik yang mencerdaskan. Mencampuradukkan kepentingan agama dengan politik hanya akan membawa kemunduran bagi bangsa Indonesia. "Mempolitisasi agama adalah bagian dari menzalimi agama itu sendiri," ujar Adien.

Adien menambahkan, nilai-nilai moralitas dan etika di kalangan elit politik saat ini telah luntur. Para pemimpin nasional saling menghujat dan menggunakan isu-isus sensitif, seperti agama, untuk melakukan black campaign.

"Gagasan besar mengenai visi kebangsaan, kenegaraan, dan kerakyatan
seakan terlupakan," keluhnya.

Belakangan, muncul isu agama dalam konstelasi politik menjelang pilpres. Cawapres Boediono diterpa isu miring yang mengatakan istrinya, Herawati, bukanlah seorang muslimah. Hal ini memunculkan ketegangan di antara tim kampanye para pasangan capres-cawapres. (rif)