Warta

Prinsip Ke-Islam-an Minangkabau Sesuai dengan Visi NU dan PKB

Ahad, 18 Mei 2008 | 00:07 WIB

Padang, NU Online
Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat, khususnya umat Islam, memiliki prinsip adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Al-Quran). Prinsip itu sesuai dengan paham dan visi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hal tersebut diungkapkan Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Effendy Choirie, di hadapan kader PKB se-Sumatera Barat, di Gedung Bintang Sembilan, Padang, Sumbar, Sabtu (17/5). Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Bagindo Armaidi Tanjung.<>

Effendy menjelaskan, prinsip adat basandi syarak dan syarak basandi Kitabullah merupakan penerjemahan paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagimana dianut NU dan PKB.

Menurutnya, PKB yang dilahirkan NU memiliki perjuangan yang sama, yakni menegakkan Islam Aswaja yang toleran, moderat, terbuka dan berimbang. “PKB mengembangkan paham Islam Aswaja yang tidak ‘ekstrim kiri’ atau ‘ekstrim kanan’,” terang Effendy.

Kesesuaian itu, jelas Effendy, juga dapat dibuktikan dengan lahirnya tokoh-tokoh NU terkemuka yang berasal dari Sumbar. “Sebutlah Asrul Sani, budayawan terkenal di Tanah Air. Djamaluddin Malik juga merupakan tokoh penting di PBNU. Bahkan, para kiai terdahulu dan ikut mendirikan NU di pulau Jawa pernah berguru kepada ulama dari Minangkabau di Mekah,” paparnya.

Kunjungan Effendy ke Padang diterima Ketua Dewan Syura DPW PKB Sumbar Buya Syekh H Ibnu Abbas dan Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB Sumbar Azwandi Rahman. (rif)