Rabithah Ma'had Islami (RMI) Nahdlatul Ulama atau asosiasi pesantren di Kabupaten Tegal mengundang Menteri Kehutanan RI, Dr. H MS Ka'ban, S.E. pada acara Refleksi Satu Abad Kebangkitan Nasional dan Dialog Kewirausahaan Santri.
Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Tegal ke-407 di Pendopo Ki Gede Sebayu Slawi, Selasa (27/5).<>
Ketua RMI Kab. Tegal, KH Nasikhun yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah menjelaskan, kegiatan yang melibatkan ratusan santri itu merupakan kerjasama dengan Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kab. Tegal, Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Pemkab Tegal, serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.
“Ini adalah salah satu upaya untuk memberdayakan potensi pesantren dalam rangka mengelola sumber daya hutan, yang tentunya perlu melibatkan kalangan santri dan lembaga-lembaga terkait. Sehingga para alumni pesantren nantinya memiliki skill yang bagus dalam mengembangkan sumber daya pangan,” kata KH Nasikhun.
Pada kesempatan tersebut Menteri Kehutanan RI, MS Ka'ban lebih banyak menyorot kompleksitas permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, dari masalah kemiskinan, pengangguran, ledakan penduduk, krisis ekonomi hingga pemborosan sumber daya alam.
Menurut Ka'ban, siapapun yang menjadi presiden, menteri, gubernur, bupati atau walikota tidak akan bisa lari dari kompleksitas permasalahan tersebut.
“Kita belum bisa lepas dari krisis, sementara negara lain tetangga kita sudah mampu mengatasinya. Karena itu meskipun kita berbeda pendapat dan cara berfikir, tapi kita tetap harus bersatu membangkitkan semangat memajukan dan memakmurkan Indonesia, diantaranya dengan bersama-sama mendayagunakan sumber daya alam kita,” ujar dia.
Negara tetangga seperti Vietnam, kata Ka'ban, perlu dijadikan contoh. Mereka pada tahun 80-an baru bisa lepas dari perang melawan Amerika, tapi sekarang kehidupan ekonominya sudah begitu maju dan banyak investor yang dulu menanam modal di Indonesia beramai-ramai hijrah ke sana. “Mestinya kita harus lebih maju dari Vietnam, sebab kita sudah merdeka sejak lama,” katanya.
Sementara, Pengurus KAHMI Kab. Tegal, Muhdi Ghozali menandaskan, peran KAHMI dalam kegiatan semacam ini sebatas menjembatani dan membangun sinergitas antara masyarakat bawah dengan pemerintah pusat, terutama untuk membangun konsep-konsep pemberdayaan dan kewirausahaan santri.
“Follow up dari kegiatan ini adalah pendirian Lembaga Kajian dan Pengembangan Wirausaha Santri atau disingkat LKPWS,” ungkap Muhdi.
LKPWS, kata dia, akan merintis program kerja berupa pelatihan kewirausahaan, terutama yang berkaitan dengan budidaya tanaman tumpang sari sebagai sarana membuka lahan cadangan pangan. Program ini akan bekerjasama dengan Perhutani selaku pemilik lahan. (fei)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Gus Ulil Resmikan Kampung Bakti NU Kalimanggis di Jatisampurna Bekasi
2
Resmi Dimulai, PBNU Luncurkan Digdaya Persuratan untuk Tingkat PCNU
3
Pola Pengasuhan ala Gus Dur-Nyai Sinta: Suami Istri Saling Menghargai, Orang Tua Hindari Memerintah Anak
4
Tadarus Al-Qur'an dan Sedekah, Amalan Orang Saleh di Bulan Syaban
5
Bagaimana Cara Membangun Keluarga Maslahat? Ini Fondasi, Pilar, dan Atapnya
6
Keluarga Maslahat ala KH Bisri Syansuri (2): Merintis Pesantren Putri Pertama di Indonesia Bersama Istri
Terkini
Lihat Semua