Warta

Sumber Konflik di Aceh Ketidakarifan Pergaulan

Jumat, 21 November 2008 | 21:27 WIB

Banda Aceh, NU Online
Sumber konflik yang kerap terjadi dalam kehidupan, terutama di Aceh, karena tidak ada lagi kearifan dalam pergaulan. Demikian dikatakan ulama kharismastik Aceh, Tgk H Ibrahim Bardan.

Abu Panton—begitu dia akrab disapa—mengatakan hal tersebut pada Bedah dan Peluncuran buku karyanya: “Resolusi Konflik dalam Islam”, di Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Jumat (21/11).<>

Ia menambahkan, selain ketidakarifan dalam pergaulan, juga tidak ada ta'aruf (perkenalan) lagi di antara sesama.

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim yang menjadi salah satu pembedah, mengatakan, buku tersebut diharapkan menjadi pemicu bagi para ulama Aceh lainnya untuk menuangkan pemikiran dan pengetahuannya.

Wakil Gubernur Muhammad Nazar mengungkapkan, buku tersebut dapat meningkatkan peran ulama untuk terlibat dalam dunia jurnalistik karena dapat menjadi media dan sarana dakwah.

Nazar juga menyebutkan, peran ulama sangat besar dalam menyelesaikan berbagai masalah termasuk konflik dengan mengajak, memberi rekomendasi dan dorongan kepada semua pihak untuk duduk bersama di meja perundingan dan penyelesaiannya.

"Karena itu kita tahu semua konflik di Aceh diselesaikan di atas meja perundingan," terang Nazar.

Buku Resolusi Konflik dalam Islam setebal 165 halaman itu membahas peran ulama dan upaya penyelesaian konflik melalui konteks ajaran Islam agar mewujudkan perdamaian yang sesungguhnya melalui cara-cara yang bermartabat. (ant/dod)