Warta

Wapres: Ulama Salah Berikan Fatwa, Agama Jadi Dasar Radikalisme

Sabtu, 28 Juni 2008 | 09:39 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, jika ulama salah memberikan fatwa dalam berdakwah, bukan tidak mungkin agama bisa menjadi dasar atau alasan radikalisme. Akibatnya, aksi kekerasan dan perusakan tak dapat dihindarkan.

Wapres mengatakan hal itu saat membuka Musyawarah Kubro Nasional Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu?tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (28/6).<>

Menurut Wapres, agama dapat menjadi alat pemersatu bangsa. Tapi, hal itu akan terjadi jika ajaran agama dipahami dengan baik oleh para umatnya. Tidak demikian bila yang terjadi justru sebaliknya.

"Kita lihat suasana di berbagai tempat, karena alasan agama menjadi radikal. Orang menghukum dengan paham duniawi," terang Wapres di hadapan sekira 500 ulama ahli tarekat Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Ia meminta agar para tokoh alim ulama bisa meredam kemungkinan munculnya aksi kekerasan dengan memberikan pemahaman yang baik tentang agama dengan cara yang benar.

Ulama tarekat, menurut Mantan Mustasyar PWNU Sulawesi Selatan ini memiliki keseimbangan dalam pengelolaan hati, akal dan perbuatan.

"Dalam musyawarah ini, mari kita amalkan thariqah (tarekat) bagi hubungan sesama manusia dengan cara yang islah dan damai. Ini fungsi pertemuan ini, bagaimana cara menyebarkan ajaran dengan baik," tegas Wapres.

Jatman merupakan satu-satunya organisasi yang bisa menyatukan tarekat di dunia. Di negara-negara lain, tarekat berdiri sendiri-sendiri berdasarkan aliran yang dianutnya.

“Para ulama dari Maroko dan Tunisia pada bertanya, kok, bisa menyatukan Naqsabandiyah dan Tijaniyah. Di sana semuanya berdiri sendiri-sendiri,” kata Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, KH Yusuf Khumaidi, beberapa waktu lalu.

Keberadaan Jatman, telah menginspirasi para penganut tarekat di sejumlah negara di Timur Tengah untuk membuat organisasi yang sama. Mereka telah bertemu dengan Rais Aam Jatman Habib Lutfi bin Ali bin Yahya untuk mengetahui konsep pengorganisasian jamaah tarekat.

“Kita juga berupaya mengembangkan jaringan ini ke luar negeri yang akan dibahas dalam munas ini,” ujarnya.

Tarekat yang tergabung dalam Jatman meliputi tarekat muktabarah yang mencakup sebanyak 40 aliran tarekat yang para mursyidnya memiliki garis keturunan dengan Rasulullah. Tarekat ini dianggap sesuai ajaran Islam, bukan merupakan aliran sinkretisme dengan budaya lokal. (okz/mkf/rif)