Daerah

Dakwah Dai Radikal Harus Dilawan Dengan Dakwah yang Lembut

Selasa, 31 Mei 2016 | 21:29 WIB

Magelang, NU Online
Hasil penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme  (BNPT) dan The Nusa Institute menunjukkan bahwa, persentase potensi perkembangan paham radikal-terorisme di Indonesia adalah 66 %, sedangkan 15 % diantaranya berpotensi terjadi di dunia pendidikan dan tempat ibadah.

Untuk itu, BNPT melaksanakan sosialisasi pemahaman radikal-terorisme di Jawa Tengah tepatnya di kabupaten Magelang dengan tema Dialog Pelibatan Dai dalam Pencegahan Paham Radikal-Terorisme yang berlangsung di Magelang  (31/05). Kegiatan ini diikuti 170 peserta dari empat kebupaten/kota yaitu Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Temanggung.

Kasubdit Kewaspadaan BNPT Andi Intang Dulung menyatakan kelompok radikal-terorisme menggunakan agama sebagai tamengnya dalam menyebarkan ajarannya. Oleh karena itu, ulama dan dai sangat strategis dalam penanggulangan paham kekerasan ini.

"Dai dilawan dengan dai, dakwah dilawan dengan dakwah," jelasnya mantan Ketua Muslimat NU Sulsel ini.

Sementara itu Ketua Forum Koordinasi Penaggulangan Terorisme (FKPT) Jateng Najahan Musyafak menjelaskan kegiatan ini tidak sampai di sini, melainkan akan dikembangkan ke seluruh kabupaten/kota se-Jawa Tengah, terang. 

“Kita akan melakukan kerja sama dengan instansi terkait seperti walikota, bupati, kepolisian, dan TNI se-Provinsi Jawa Tengah, sambung Najahan.

"Dai radikal adalah salah satu sumber radikalisme yang memprovokasi lewat dakwah, mereka bukan memudahkan tapi malah mempersulit kita dalam beragama," papar Najahan.

Ia menambahkan, Hal ini akan membahayakan NKRI karena di antara kelompok masyarakat akan saling membenci dan terpecah belah. Kelompok ini hanya memahami agama secara rigit dan tekstual, jelasnya. Red: Mukafi Niam


Terkait