Daerah

“Gelar Sorban”, Cara Unik Ranting NU Cihawuk Iuran untuk Masjid

Ahad, 28 Januari 2018 | 12:33 WIB

Bandung, NU Online 
Udunan (iuran) yang dilakukan secara berjamaah adalah hal yang lumrah dilakukan masyarakat perdesaan. Namun, kebiasaan itu kian hari makin terkikis. Pengurus Ranting NU Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung berupaya menghidupkan kembali kebiasaan itu. 

PRNU Cihawuk memiliki gerakan "gelar sorban" di setiap istigotsah keliling di 22 masjid desa itu. “Gelar sorban” adalah iuran atau sedekah seikhlasnya yang dilakukan jamaah yang hadir di setiap istigotsah.  

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Cucun Ahmad Syamsurijal mengapresiasi adanya gerakan "gelar sorban" yang dilakukan warga desa Cihawuk. 

Ia menilai gerakan “gelar sorban” merupakan tradisi gotong-royong yang patut ditiru oleh desa-desa Kabupaten Bandung.

"Saya mengapresiasi gerakan “gelar sorban” warga Cihawuk ini," ujarnya saat hadir di Istighotsah Kebangsaan bersama Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Desa Cihawuk, Ahad (28/1).

Cucun menilai tradisi gotong-royong seperti ini adalah ciri masyarakat Indonesia yang perlu digalakkan kembali di tengah arus modernisasi yang berdampak pada sikap individualistik.

"Saya apresiasi sekali dengan tradisi gelar sorban ini. Saya akan coba terapkan untuk daerah Ciparay," ujarnya.

Di tempat yang sama, Shayid (31) Bendahara Ranting Nahdlatul Ulama Desa Cihawuk menyebutkan, “gelar sorban” telah mereka lakukan sejak delapan bulan ke belakang, setiap acara istighotsah berlangsung.

"Setiap acara istighosah, kami melakukan “gelar sorban”. Tujuannya, agar terjadi partisipasi masyarakat untuk pembangunan masjid," ujarnya.

Syahid menargetkan tiap “gelar sorban” tersebut harus terkumpul Rp 1 juta. Jika ada sisanya, maka diberikan kepada pengurus Nahdlatul Ulama. (Pungkit Wijaya/Abdullah Alawi)


Terkait