Jakarta, NU Online
Wakil Rektor II UIN Walisongo Semarang, Prof KH Imam Taufiq mengimbau santri pondok pesantren Darul Falah Besongo agar tidak sembarangan dalam menerima informasi yang belum valid kebenarannya.
Imbauan itu mengacu pada Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 6 yang mengajarkan umat Islam untuk melakukan tabayyun pada sebuah berita, terutama yang datang dari orang fasik. Sebab jika tidak, maka akan berdampak negatif dan dapat berujung pada penyesalan.
“Jika kita lebih teliti, sebenarnya berita hoaks itu bisa diketahui dari awal. Berita hoaks isinya berpotensi membuat perseteruan, pertengkaran, ketersinggungan, menjelekkan fakta yang ada, bahkan memicu amarah kelompok tertentu,” Prof KH Imam Taufiq di hadapan para santri, Sabtu (13/10).
Dalam kajian rutin yang diadakan saban Sabtu ba’da Subuh ini, Prof KH Imam Taufiq mengungkapkan berita yang demikian perlu diantisipasi agar tidak mudah disebarkan kepada orang lain, sehinngga para santri lebih paham untuk ciri berita hoaks yang marak di media sosial.
Dalam ceramah yang bertajuk pentingnya memiliki sikap bijak dalam bermedia, Wakil Rais PWNU Jateng ini juga memberi peringatan betapa pentingnya mengetahui asal informasi berita itu beredar. Mengetahui sumber informasi, kata Imam Taufiq merupakan salah satu cara mengidentifikasi berita hoaks.
Di akhir kajian, Kiai yang biasa disapa dengan abah Imam menyebutkan, menyebarkan berita baik merupakan bagian dari dakwah. “Sudah semestinya sebagai santri mengambil peran dalam menyebarkan berita baik.” Pungkasnya. (Ziya/Ahmad Rozali)