Para pengurus PC Fatayat NU Jember berfoto bersama setelah dilantik untuk masa khidmah 2019-2024. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Jember, NU Online
Setelah dilantik, Ahad (8/3) lalu, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Jember, Jawa Timur, memancangkan tekadnya untuk menjadikan organisasi tersebut sebagai rumah pemberdayaan bagi masyarakat. Menurut Ketua PC Fatayat NU Jember, Rahmah Sa’idah, salah satu program yang terkait dengan pemberdayaan adalah Kampung Saras 009. Saras adalah kepanjangan dari seger waras. Sedangkan 009 terinspirasi dari jumlah bintang dalam logo NU yang berjumlah sembilan.
Menurut Rahmah, sesuai dengan hasil rapat kerja Fatayat NU Jember, Kampung Saras 009 merupakan salah satu program prioritas tahun ini. Dikatakannya, Kampung Saras 009 adalah kampung binaan yang isinya keluarga yang sehat, rukun, dan bahagia.
Rahmah mengaku sudah menurunkan tim untuk mengadakan penelitian terkait pilihan tempat Kampung Saras 009. Setidaknya ada dua lokasi yang laik jadi sasaran program tersebut.
“Ada dua pilihan, Kaliwates, atau Arjasa,” tuturnya di Kantor PCNU Jember, Jawa Timur, Rabu (11/3).
Ia menambahkan, meski tema besar program tersebut adalah kesehatan (seger dan waras), namun bukan semata-mata kesehatan fisik yang jadi perhatian, tapi juga suasana jiwa. Dengan kata lain, penghuni Kampung Saras 009 harus sehat lahir batin.
“Itu (program) percontohan, insyaallah nanti akan melebar ke tempat lain,” ucapnya.
Untuk mencapai misi itu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh PC Fatayat NU Jember. Diantaranya adalah, pertama membentuk kader seger waras dengan cara merekrut kader-kader muda NU untuk dibina dan diberi pelatihan seputar tips menjaga kesehatan.
Kedua, pemberdayaan ekonomi keluarga dan sosial entrepreneur. Untuk point ini, akan digelar pelatihan keterampilan bekerjasama dengan dunia usaha. Pilihan jenis keterampilan akan disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
“Maksudnya, usaha apa kira-kira yang laku di situ. Nanti kami beri pelatihan,” jelasnya.
Ketiga adalah menghidupkan budaya dan dan tradisi sehat serta pemanfaatan lingkungan alam. Salah satu upayanya adalah mendorong pemanfaatan tanah atau pekarangan rumah untuk tanaman herbal atau sayur-mayur.
Keempat adalah memberikan pendampingan terhadap warga yang memiliki masalah melalui jalur non-litigasi, memberikan edukasi tentang hak kesehatan dan layanan kesehatan.
“Jadi tidak tertutup kemungkinan warga mempunyai masalah, kita siapkan advokasinya lewat jalur non-litigasi, yakni kita dorong untuk menyelesaikan masalah tersebut di luar pengadilan,” terangnya.
Dan kelima adalah parenting dan peningkatan kewaspadaan terhadap gerakan radikalisasi. Menurut Rahmah, untuk parenting tidak susah, yakni pendidikan dengan mamanfaatkan sumberdaya keluarga.
“Sedangkan untuk point yang kedua, kami prioritaskan agar masyarakat tidak terpapar radikalisme,” jelasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin