Pesisir Jawa Terancam Banjir Rob, Nelayan Harap Pemerintah Komunikasi dengan Pengurus Kampung
Ahad, 19 Januari 2025 | 08:00 WIB
Pantai utara Jawa Barat sering mengalami banjir rob sehingga menyulitkan nelayan untuk melaut. (Foto: Joko Susanto)
Cirebon, NU Online
Air pasang yang berpotensi mengakibatkan banjir rob mengancam daerah pantai pesisir utara Jawa Barat, termasuk Cirebon.
Ketua Rukun Nelayan Samadikun Kota Cirebon Jawa Barat, Sofyan mengatakan untuk melaut nelayan harus melihat kondisi cuaca dan tetap memperhatikan kebersihan lingkungan.
"Kalau saran dan pendapat saya, pertama dari kitanya dulu (masyarakat) tetap hati-hati, jaga kebersihan lingkungan dan jangan buang sumpah sembarangan," kata Sofyan kepada NU Online, Kamis (16/1/2025).
Selain tingginya ombak dan air pasang di laut, banjir rob yang mungkin terjadi juga mengakibatkan sulitnya akses menuju laut.
"Karena musim penghujan tentunya banjir dari sungai terus air laut rob itu sangat mengakibatkan potensi banjir," katanya.
Sofyan menambahkan kondisi seminggu terakhir di wilayahnnya masih terpantau aman. Nelayan saat ini masih bisa melaut, karena air belum meluap terlalu tinggi.
Baca Juga
Arti Mimpi tentang Banjir dan Hujan
Meski begitu pihaknnya meminta para nelayan terus waspada dan memperhatikan iimbauan terkini dari dinas instansi yang berwenang. Hal ini agar nelayan tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan sebelum melaut.
Sofyan menyarankan untuk Pemerintah harus selalu komunikasi dengan pengurus kampung agar selalu siaga untuk menghadapi musim penghujan dan rob air laut.
Sementara itu, Potensi banjir rob diprediksi berlangsung dengan waktu yang berbeda di tiap wilayah. Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.
Dengan adanya peringatan potensi banjir pesisir (rob) dari BMKG, masyarakat bisa mengambil pelajaran dari kejadian banjir rob yang menimpa wilayah Pantura Pulau Jawa.
Banjir rob adalah fenomena genangan air pada daratan yang terjadi pada saat air laut mengalami pasang naik dan pasang surut. Adanya pasang naik dan pasang surut air laut mempengaruhi kondisi genangan air yang terjadi. Banjir rob disebabkan oleh kenaikan muka air laut secara global, penurunan muka tanah, dan perubahan alih fungsi lahan.
Kawasan pesisir memiliki kerentanan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk sangat pesat sehingga meningkatkan potensi risiko terhadap bahaya banjir rob. Hal ini menyebabkan dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, serta menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum. Maka dari itu, perlu dilakukannya kegiatan mitigasi bencana banjir rob untuk mengurangi dampak banjir rob.
Mitigasi banjir rob dilansir NU Online dari BPBD Yogyakarta yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sehingga dapat mengurangi risiko yang terjadi di antaranya adalah :
- Pembangunan tanggul di sepanjang muara sungai ataupun di pesisir pantai. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi air yang bertambah tinggi
- Pembangunan tempat pompa yang digunakan untuk memompa air laut yang masuk ke daratan kemudian akan diarahkan ke penampungan sementara.
- Penataan kembali lingkungan di pesisir pantai maupun di bantaran sungai. Sehingga dapat meningkatkan wilayah resapan air.