Rois Syuriah PWNU Jateng: Kaum Islam Harus Lindungi Warga Tionghoa
Senin, 14 November 2005 | 10:25 WIB
Semarang, NU Online
Sejumlah tokoh etnis Tionghoa Jawa Tengah, Jumat pekan lalu, bertemu dengan para tokoh Nahdlatul Ulama Jateng. Pertemuan tersebut guna mengantisipasi ancaman teror via layanan pesan singkat atau SMS yang ditujukan kepada warga etnis Tionghoa akhir-akhir ini. SMS itu pada intinya mempertentangkan antara etnis Tionghoa dan umat Islam.
Pertemuan lintas etnis dan agama itu dilaksanakan di rumah dinas Wakil Gubernur Jateng Ali Mufiz. Hadir dalam pertemuan itu tokoh-tokoh senior etnis Tionghoa Jateng, di antaranya, Hoo Liong Thiaw, Ketua Paguyuban Warga Tionghoa Jateng Sindu Darmali, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Budi Purnomo, Nelwan, Budi Nugroho, dan pengusaha Haryanto Halim.
<>Dari NU Jateng hadir, di antaranya, Rois Syuriah PWNU KH Masruri Mughni, Ketua Tanfidziyah Muhammad Adnan, dan Sekretaris PWNU Najahan. Hadir pula Rektor IAIN Walisongo Abdul Jamil dan Mujahirin Thohir dari Universitas Diponegoro.
Tak perlu resah
Sindu Darmali memaparkan, teror SMS bernada ancaman kepada warga Tionghoa akhir-akhir ini mungkin dilakukan orang- orang yang tak ingin Indonesia bersatu dan tak berharap adanya kerukunan antarumat beragama. Ia meminta warga Tionghoa tidak resah dan tetap menjaga hubungan baik dengan etnis maupun agama lain.
Ancaman teror SMS maupun terorisme yang saat ini ada hendaknya makin memperkuat rasa persatuan kita, ujar Sindu.
KH Masruri Mughni mengatakan, kaum Islam harus melindungi warga Tionghoa dari ancaman apa pun. Sesuai dengan pesan Rasulullah SAW, kaum minoritas yang terikat perjanjian dengan warga Muslim harus dilindungi.
Saudara-saudara kita dari etnis Tionghoa itu sudah terikat perjanjian dengan warga Islam sebagai satu bangsa dan negara. Oleh karena itu, warga Islam juga wajib melindungi etnis Tionghoa dan agama lain, paparnya.
Hal sama juga dikemukakan M Adnan. Menurut dia, salah satu kewajiban yang perlu dijalankan orang Islam adalah ukhuwah insaniyah, yaitu menjaga persaudaraan antarumat manusia dari latar belakang apa pun.
Sebagai perwujudan ukhuwah insaniyah ini, kami sudah menyampaikan kepada pengurus NU di Jateng untuk tak menganggap teror SMS itu dan siap menjaga warga Tionghoa dari ancaman orang-orang yang tak bertanggung jawab, ucapnya.
Pengurus PSMTI Jateng Nelwan meyakini teror SMS bukan dilakukan oleh kelompok Islam. Umat Islam tidak mungkin melakukan tindakan yang di luar akidah semacam itu.
Sumber : Kompas