KH Abdurrahman Yahya dari Boyolali saat acara Maulid Akbar Haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani & Haul Al- Maghfurlah Simbah KH. Umar Sahid di Dusun Jajar, Desa/ Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)
Pacitan, NU Online Jatim
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fatah wan Nujaba’ Boyolali, KH Abdurrohman Yahya mengatakan, ada banyak faedah bagi seseorang yang datang kepada orang alim, terlebih jika sowan di majelis ilmu. Menurutnya, semua akan mendapatkan faedah walaupun tidak begitu paham atas apa yang disampaikan oleh orang ‘alim.
”Di antara faedah itu, diampuni dosanya, ditambah kebagusannya, diangkat derajatnya. Bahkan setiap langkah dihitung pahala,” katanya saat acara Maulid Akbar Haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani & Haul Al- Maghfurlah Simbah KH. Umar Sahid di Dusun Jajar, Desa/Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Sabtu (19/11/2022) malam.
Ia menyampaikan, semua harus menganut dan mengaji kepada orang sholeh. Tidak hanya mengaji saja, bahkan memandang wajah orang sholeh dan alim pun sudah mendapatkan pahala.
“Ada empat perkara dengan memandang bisa mendatangkan pahala. Di antaranya, memandang Ka'bah, memandang Al-Qur'an, memandang orang sholeh dan ‘alim, dan yang keempat yaitu memandang wajah orang tua masing-masing,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa wasilah atau lantaran sangat diperlukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Oleh karenanya, sempurnakan wasilah dan kemudian akan mendapatkan ridho dari Allah SWT.
“Wasilah itu ada dua, pertama dengan melakukan dan memperbanyak amal-amal sholih, yang kedua dengan berkumpul dan mengikuti majelis orang sholih,” imbuhnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pembacaan maulid nabi juga merupakan wasilah, dan akan mendapatkan hadiah surga bagi yang melaksanakannya.
Termasuk sedekah sebagian harta untuk mensukseskan kegiatan semacam maulid juga akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa. Karena dalam kegiatan maulid yang diharapkan adalah syafaat dari Nabi Muhammad SAW.
“Yang dapat memberikan syafaat di hari kiamat ada tiga, yaitu para nabi khususnya Nabi Muhammad SAW, ulama’ dan syuhada’ (para pejuang/mati syahid). Apabila kita tidak melakukan amalan-amalan untuk mengharap syafaat lalu bagaimana kita di akhirat nanti,” pungkasnya.