Nasional

Akan Bangun Bank Otak, Fakultas Kedokteran UI Konsultasi ke NU

Kamis, 16 Juni 2016 | 08:44 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kamis (16/6), sore menerima kunjungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Rombongan FKUI datang dalam rangka mendiskusikan dan mengonsultasikan rencana mereka mendirikan Bank Otak Indonesia (Indonesia Brain Bank/IBB).

Rombongan disambut di kantor Lembaga Kesehatan PBNU, Lantai 7, Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. Turut hadir sejumlah pengurus LK PBNU dan salah satu anggota Lembaga Bahtsul Masail PBNU. NU menjadi ormas Islam pertama yang dikunjungi mereka sejak rencana pendirian lembaga tersebut.

IBB bergerak dibidang pengumpulan otak dari orang-orang yang secara resmi bersedia mendonorkan otak mereka. IBB didirikan dengan maksud sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya neurosains yang akan bermanfaat untuk penemuan obat, pendidikan dan lain-lain.

Budi Wikeko, Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat FKUI menjelaskan, di luar negeri seperti Australia bank otak sudah berkembang selama sekitar 20 tahun. Di Indonesia lembaga sejenis belum ada karena masih menyimpan sejumlah persoalan, di antaranya dari segi agama dan budaya.

Padahal, tambahnya, beberapa penyakit yang belum diketahui penyebabnya tak ada diagnosis yang pasti kecuali setelah dilakukan otopsi atau pembedahan langsung terhadap jaringan. “Artinya, bank otak memiliki manfaat jangka panjang,” ujarnya.

Martina W Nasrun, perwakilan dari FKUI lainnya, mengatakan bahwa tren pertumbuhan demensia yang merupakan penyakit akibat kelainan pada otak terus meningkat di Indonesia. Dari sekitar 1 juta penderita pada 2010 hingga diprediksi bertambah menjadi 2 juta pada 2030.

Sarmidi Husna, pengurus Lembaga Bahtusul Masail PBNU menjelaskan, NU pernah membahas Silent Mentor Program atau program bedah jenazah untuk keperluan pendidikan di dunia kedokteran dan keputusannya boleh. “Namun Silent Mentor kan berbeda dengan bank otak ini, karena Silent Mentor tidak mengambil organ apa dari jenazah,” ujarnya.

Dalam Islam, tuturnya, manusia tak hanya dihormati saat hidup tapi juga ketika sudah menjadi jenazah. Karenanya, soal lembaga bank otak yang akan mengambil organ tubuh manusia selambat-lambatnya enam jam setelah meninggal perlu mendapat kajian lebih dalam dari para kiai.

LBMNU dan FKUI berencana akan menggelar diskusi terbatas bersama para kiai-kiai NU untuk menjernihkan persoalan ini. November nanti, FKUI juga berencana menggelar lokakarya yang menghadirkan berbagai elemen masyarakat, baik ormas Islam, kelompok budaya, dan lainnya.

Martina menambahkan, nama IBB atau Bank otak Indonesia masih tentatif. Pihaknya akan memikirkan istilah yang paling tepat untuk masyarakat Indonesia. (Mahbib)


Terkait