Hasan Chabibie mengungkapkan betapa peristiwa bom jelang peristiwa Paskah merupakan pukulan bagi kerukunan umat beragama. Untuk itu, kita bersama harus berbuat untuk masa depan Indonesia. (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Peristiwa meledaknya bom di Gereja Katedral Makassar, Ahada (28/3) pagi mengagetkan banyak pihak. Apalagi, peristiwa ini terjadi menjelang perayaan Paksah dan Ramadhan. M Hasan Chabibie, Plt Ketua Umum Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (PP MATAN) menyampaikan bahwa kita harus bersama mengajarkan nilai penting agama yakni cinta kasih.
Hasan Chabibie mengungkapkan betapa peristiwa bom jelang peristiwa Paskah merupakan pukulan bagi kerukunan umat beragama. Untuk itu, kita bersama harus berbuat untuk masa depan Indonesia.
"Peristiwa bom meledak di Gereja Katedral Makassar itu menyakitkan, apalagi jelang Paskah. Saya sangat berduka, dan menyampaikan duka kepada teman-teman lintas agama di Makassar," ungkap Hasan.
Menurut Hasan, PP MATAN mendukung upaya Kapolri dan pihak berwenang untuk mengusut kejadian ini sekaligus mengantisipasi pada masa mendatang.
"Pihak Polri sudah bekerja keras untuk keamanan negara. Juga, Kapolri sangat konsen untuk menjaga keselamatan, sekaligus juga kedamaian antar umat," terang Hasan yang juga pengasuh pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Barat.
Lebih lanjut, Hasan Chabibie melalui PP MATAN mengajak semua pihak untuk mengamalkan ajaran cinta, sebagai ajaran penting agama.
"Jangan sampai kita kalah dengan kebencian. Kita harus lawan energi kebencian itu dengan cinta kasih. Kita sebarkan energi cinta sebagai pesan penting agama Islam," ungkap Hasan.
Saat ini, PP MATAN bergerak mengajak jaringan santri dan umat Muslim untuk menguatkan kampanye perdamaian di media digital.
Editor: Kendi Setiawan