Jakarta, NU Online
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Prof Maksum Machfoedz mengatakan bahwa mahasiswa harus mampu merebut kedaulatan, hak ekonomi dan hak hidup. Hal tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan berpartisipasi dalam memajukan negara sebagai wirausahawan.
"Jumlah wirausahawan di Indonesia itu terbatas sekali, tidak boleh sampai begitu, harus banyak wirausahawanya," katanya saat kuliah umum bertema Kewirausahaan Mahasiswa dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (8/3).
Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga mengingatkan kepada mahasiswa supaya menjadi pejuang yang berani, berbudi luhur dan berwatak agung dan berusaha mandiri. Mahasiswa harus bisa memanfaatkan usia muda dan produktifnya karena masih banyak kesempatan.
"Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima hal yang lain. Lakukan sesuatu semasa muda sebelum hari tua, mumpung ada kesempatan sebelum hilangnya kesempatan, sebelum kita ini sibuk dengan urusan masing-masing," kata Prof Maksum.
Ia menjelaskan bahwa yang menyebabkan krisis pada tahun 2018 adalah hubungan Tiongkok dan Amerika Serikat yang memanas. Sementara krisis pada tahun 2020 karena adanya pandemi.
"Masa sih kalau orang lain berkelahi, orang lain marah kita colaps. Kenapa begitu? Karena ekonomi kita sangat tergantung kepada kapital, tergantung pada modal, tergantung pada tekhnologi, tergantung pada alat-alat elektronika dan IT, yang semuanya itu diproduksi oleh luar negeri," ujar Prof Maksum.
Guru Besar Tekhnologi Industri dan Pertanian Unuversitas Gadjah Mada (UGM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memaparkan bahwa Indonesia dihadapkan oleh dua disrupsi, yaitu disrupsi revolusi industri 4.0 dan pandemi. Hal itu menurutnya mengakibatkan gap yang serius, dalam ketenagakerjaan, aksesibilitas, koneksivitas digital.
"Dan hal tersebut diperlukan reskilling, dan hari ini mahasiswa perlu membangun reskilling untuk menghadapi masa depan bangsa Indonesia," ujar Prof Maksum.
Ia mengajak mahasiswa untuk merenung, apakah akan menjadi generasi emas, atau menjadi generasi memelas.
Lebih lanjut Prof Maksum mengingatkan tiga amanah muktamar, yaitu persoalan ideologisasi, organisasi, dan persoalan umat. Tiga-tiganya mempunyai titik potong yang harus diperhatikan.
"Dalam maslahah umat kita mempunyai tiga hal yaitu, pendidikan, perekonomian, dan kesehatan. Ini juga saling berkaitan tidak bisa dipisahkan satu sama lain," jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa UNUSIA memiliki moto yaitu Knowladge, Fight, Wishdome. Karena itu, mahasiswa harus memiliki kunci sukes yaitu integritas, inovatif, dan inspiratif.
"Jargonya 100 persen ilmu, 100 persen tauhid, 100 persen akhlak. Integritas meliputi kejujuran dan amanah, inovatif adalah bagaimana berfikir dengan kemandirianya untuk memunculkan program dan gagasan baru. Setelah dua hal itu dikerjakan dengan baik maka akan memberikan inspiratif untuk sesama," pungkasnya.
Sementara itu Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Menkop UMKM) Republik Indonesia, Teten Masduki menerangkan, output dari kuliah umum tersebut yaitu pengembangan dan peran kewirausahaan mahasiswa dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, serta peran civitas akademica Unusia dalam mengembangkan kewirausahaan mahasiswa.
Kontributor: Suwitno
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua