Kick Off Hari Santri 2025, PBNU Serukan Doa Bersama untuk Pesantren Al-Khoziny dan Palestina
Jumat, 10 Oktober 2025 | 18:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi menggelar Kick Off Hari Santri 2025 yang mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia di Plaza Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Jumat (10/10/2025).
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Hodri Arief menyebut kegiatan ini menjadi momentum untuk mengenang Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, yang telah mendorong para kiai dan santri rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa semangat jihad dan perjuangan para kiai serta santri bukan hanya tercermin dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap sesama, termasuk terhadap musibah yang menimpa pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo dan saudara-saudara di Gaza, Palestina.
“Semangat jihad dan juang para kiai dan santri harus terus hidup untuk membangun negeri dan mewujudkan kemanusiaan. Pada sisi yang lain, kesempatan Hari Santri juga menjadi momen introspeksi tentang akhlak kesantrian dan nilai-nilai kesantrian di lingkungan Nahdlatul Ulama,” ujarnya.
Kiai Hodri menekankan nilai-nilai kesantrian yang perlu terus dipupuk adalah persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama.
“Persaudaraan di antara kita harus terus diwujudkan sebagai nilai luhur, menumbuhkan sikap ulfah atau kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan bantuan. Ini semua berakar dari keikhlasan yang sangat kuat yang ditanamkan oleh para kiai,” ujarnya.
Menurutnya, peringatan Hari Santri harus meneguhkan semangat membangun peradaban yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, keikhlasan, dan perjuangan untuk menjaga harkat serta martabat manusia.
“Kesempatan Hari Santri harus dimaknai sebagai semangat untuk mewujudkan peradaban mulia, menjaga harkat dan martabat manusia, serta mengangkat kembali semangat keikhlasan yang menjadi warisan para ulama,” ujar Kiai Hodri.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam sambutannya menegaskan bahwa menjadi santri adalah berarti menempuh perjuangan yang utuh dan total, meliputi pencarian ilmu, pembentukan jiwa, dan jihad fi sabilillah.
“Kita mengambil tema Mengawal Indonesia Merdeka karena Hari Santri ditetapkan dengan merujuk pada Resolusi Jihad yang diumumkan oleh NU pada 22 Oktober 1945. Maka, semangat dasar Hari Santri adalah mempertahankan, menjaga, membela, dan terus memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” ujar Gus Yahya.
Gus Yahya menegaskan bahwa NU bersama seluruh santri berkomitmen untuk terus mengabdikan diri bagi terwujudnya peradaban mulia di Indonesia. Tahun ini, peringatan Hari Santri digelar secara lebih desentralisasi dan semarak di berbagai daerah.
“Kalau biasanya terpusat di PBNU, tahun ini kita ingin peringatannya terdesentralisasi. Kita minta seluruh jajaran NU di setiap tingkatan untuk berinisiatif menyelenggarakan kegiatan Hari Santri dengan berbagai bentuk,” katanya.
Rangkaian kegiatan Hari Santri 2025 mencakup berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan keagamaan seperti istighosah yang digelar RMINU dan JATMAN, forum halaqah bagi santri dan kiai, hingga perkemahan internasional yang diselenggarakan LP Ma'arif NU. Selain itu, kegiatan sosial yang akan dilaksanakan oleh LAZISNU, LKNU, dan LKKNU di berbagai tingkatan, dari wilayah hingga ranting.
“Beberapa kegiatan besar memang dipersiapkan seperti istighosah di Lirboyo tanggal 20 Oktober. Kemah internasional LP Maarif di Malang, Apel Hari santri WRI istighosah dzuriyah pesantren di PBNU pada 22 Oktober 2025,” ujarnya.
“Kita ingin keterlibatan masyarakat di akar rumput semakin kuat. Semua kita ikhtiarkan untuk menghadirkan momentum agar bangsa ini terus mengingat dan mengawal kemerdekaan. Seruan paling mendasar dari peringatan Hari Santri Nasional adalah seruan untuk bersatu,” lanjutanya.
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Riri Khariroh menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan LAZISNU akan mencakup lima pilar NU Care, yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, dakwah dan kemanusiaan, serta lingkungan.
“Kita setiap kegiatan bekerja sama dengan lembaga di NU jadi misalya beasiswa kita akan kerja sama dengan LP Ma'arif, literasi finance dengan IPPNU dan Fatayat, Kesehatan dengan LKNU, dengan lembaga-lembaga yang tupoksinya sesuai dengan kegiatan” ujarnya.
Riri berharap peringatan Hari Santri dapat memberikan dampak nyata dan positif bagi santri dan masyarakat luas.
“Mudah-mudahan hari santri ini bisa meriah dan betul-betul memberikan dampak positif tidak hanya bagi santri tapi bagi masyarakat secara umum,” katanya.
Acara Kick Off Hari Santri 2025 ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum PBNU yang didampingi pengurus serta perwakilan lembaga dan banom. Kegiatan ditutup dengan doa bersama untuk santri dan Pesantren Al Khoziny, keselamatan seluruh pesantren di Indonesia, dan dukungan bagi Palestina.