Nasional

PBNU-BGN Bakal Taken MoU Soal MBG di Pesantren, Jangkau 5 Juta Santri

Selasa, 4 Februari 2025 | 09:00 WIB

PBNU-BGN Bakal Taken MoU Soal MBG di Pesantren, Jangkau 5 Juta Santri

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

 

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bakal meneken Memorendum of Understanding (MoU) soal Makan Bergizi Gratis (MBG) di pesantren-pesantren NU.

 

"Insyaallah tanggal 5 (Februari) nanti akan ditandatangani juga nota kesepahaman bersama dengan Badan Gizi Nasional (Prof Dadan Hindayana)," katanya saat jumpa pers usai memberikan undangan kepada Presiden untuk menghadiri Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025) lalu.

 

Gus Yahya mengaku, saat ini PBNU telah melakukan berbagai macam gerakan terkait akselerasi untuk ikut menyukseskan program MBG tersebut khususnya di pesantren, seperti membentuk satuan gugus tugas (Satgas) MBG.

 

"Kepala Badan Gizi Nasional dan PBNU sudah membentuk khusus satuan tugas akselerasi untuk kontribusi NU dalam program makan bergizi gratis ini dan kami dengan jaringan yang kami miliki adalah mengidentifikasi dimana titik-titik yang bisa menjadi tempat penempatan pusat-pusat ee layanan atau dapur-dapur untuk MBG," jelasnya.

 

Tak hanya itu, Gus Yahya telah mendorong pihaknya supaya program andalah Presiden Prabowo itu dapat menjangkau secara luas. Ia juga merasa berkewajiban untuk membantu program MBG tersebut dapat berjalan secarta merata.

 

"Kami merasa berkewajiban untuk membantu dengan sekuat-kuatnya agar target-target itu bisa tercapai," katanya.

 

Terkait jumlah penerima dari kalangan pesantren, Gus Yahya menyebutkan terdapat sekitar lima juta santri yang bakal menerima manfaat dari Program MBG itu.

 

"Yang tercatat sekarang ini datanya ada sekitar 5 juta santri yang tinggal di pesantren-pesantren dan kami setelah diberi tahu diberi informasi oleh Kepala BGN bahwa semua 5 juta itu masuk dalam target program MBG ini, jangan sampai ada yang kelewatan," katanya.

 

"Maka sekarang tugas kami dengan jaringan yang kami miliki adalah mengidentifikasi di mana titik-titik Yang bisa menjadi tempat penempatan pusat-pusat layanan atau dapur-dapur untuk MBG tersebut," ujarnya.

 

Tercatat, pertemuan antara Gus Yahya dan Prof Dadan terjadi sebanyak dua kali. Pertama, pertemuan untuk melakukan koordinasi terkait pelaksanaan MBG di pesantren-pesantren NU yang berlangsung sekitar satu jam di lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Senin (20/1/2025).

 

Kedua, pertemuan sebelum Prof Dadan menjadi pemateri pada sesi diskusi mendalam bertajuk Keluarga Sehat dalam Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (31/1/2025).