Pilihan Kegiatan bagi Anak Jika Libur Selama Ramadhan Diterapkan
Selasa, 14 Januari 2025 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Dosen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yuli Fajar Susetyo mengatakan jika wacana libur satu bulan penuh selama Ramadhan dilaksanakan, maka sekolah perlu membuat kegiatan bagi anak-anak dengan tujuan pembelajaran yang jelas.
“Kalau niat liburnya untuk meningkatkan kekhusyukan dan pengingat akan ibadah, maka tujuan pendidikan itu harus jelas, tujuan pembelajarannya harus jelas,” ujarnya kepada NU Online pada Ahad (12/1/2025) malam.
Ia menyampaikan banyak kegiatan yang dapat anak lakukan untuk meningkatkan ibadah puasanya selama bulan Ramadhan. Dengan catatan, kegiatan tersebut terdapat pedoman atau panduan yang jelas sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut tersampaikan.
“Sehingga libur Ramadhan ini bukan asal libur tetapi fokus kepada mencapai tujuan-tujuan kegiatan yang masih berkaitan dengan pendidikan,” ucapnya.
Yuli menyampai sekolah dapat membuat kegiatan berupa project based learning (PBL) secara berkelompok yang berkaitan dengan keagamaan dan akademik formalnya.
“Sebenarnya sekolah di Indonesia ini sudah menerapkan project based learning, di kelas diberi tugas secara berkelompok untuk mengerjakan sesuatu yang masih berkaitan dengan penguatan agama atau yang berkaitan dengan akademik formalnya,” ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa anak-anak dapat menjadi pembicara kultum atau pidato singkat kehadapan teman-temannya yang masih berkaitan dengan topik keagamaan atau akademik formal di sekolah.
“Mereka itu kan bisa dilatih menjadi pembicara kultum di hadapan teman-temannya di sekitar rumah atau masjid atau bisa melalui online meeting dengan tema agama misalnya atau berkaitan dengan sains itu juga bisa,” katanya.
Ia mengatakan sekolah juga dapat membuat kegiatan untuk anak yang aktivitas selama di rumah dengan tujuan meningkatkan hubungan di keluarga.
“Belajar aktivitas kehidupan keluarga atau di rumah sehari-hari, kalau ini SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama), SMA (sekolah menengah atas) bisa menerapkan dengan tujuan momentum Ramadhan ini, kita kembali pada pesan kesadaran hubungan terhadap sebuah keluarga,” ujarnya.
Yuli mencontohkan kegiatan yang dapat dilakukan di rumah seperti membantu orang tuanya membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk sahur serta buka puasa. Ia menegaskan bahwa selama kegiatan di rumah tetap dapat dipantau oleh guru sekolahnya melalui log book harian.
“Guru juga sudah membuat capaian apa saja yang anak perlu lakukan yang dipantau melalui log book harian, itu bisa yang mengisi langsung anaknya atau kalau SD bisa dibantu orang tuanya, kemudian ditambah catatan selama melakukan kegiatan-kegiatannya,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa sekolah juga dapat membuat kegiatan untuk anak yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat. Ia mencontohkan mengikuti ceramah yang diadakan di masjid dekat rumahnya.
“Aktivitas kegiatan di masyarakat, misal di masjid atau mushala, setiap ada kajian, anak-anaknya bisa hadir dan duduk mendengarkan ceramahnya,” katanya.
Ia menambahkan dapat juga sekolah membuat kegiatan sosial, seperti berzakat dan membagikan makanan buka puasa dengan harapan membangun ibadah dan karakter jiwa sosial.
“Anak-anak diajak di layanan masyarakat seperti membagikan makanan buka puasa atau takjil yang itukan bagus ada sisi ibadah dan sisi membangun karakter,” ujar Yuli.