Warta

Gus Mus Siap Mediatori Islah PKB

Ahad, 4 Desember 2005 | 13:12 WIB

Semarang, NU Online
Tercapainya islah (damai) antara pihak yang bertikai di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa tergantung dari niat para elite partai itu sendiri. Namun, bila KH Mustofa Bisri alias Gus Mus diminta, tokoh kharismatik di kalangan Nahdlatul Ulama itu mengaku siap menjadi mediator.

Hanya saja, Gus Mus dengan tegas mempersyaratkan dirinya harus berada dalam posisi netral. Itu pun baru akan dilakukan bila salah satu pimpinan PKB dari dua versi muktamar memintanya menjadi penengah. Terpilihnya Muhaimin Iskandar sebagai pimpinan PKB dalam Muktamar II Semarang memicu perpecahan yang kemudian memunculkan Alwi Shihab sebagai ketua tandingan.

<>

"Kalau nanti diminta saya baru mau, tapi saat ini belum bisa, lha wong diminta saja belum kok sudah ngomong ke arah situ," ujar dia di sela-sela peluncuran bukunya "Ngetan-ngulon Ketemu Gus Mus" di Ruang Borobudur Hotel Graha Santika Semarang, Minggu (4/12) pagi.

Namun, dia mengatakan keengganan sebagai moderator bila ternyata pihak yang berseteru justru mengatur geraknya. Pasalnya, islah tidak akan terwujud bila masing-masing meminta dia berpihak ke salah satu kelompok. ''Kalau ingin islah, ya harus mau nurut saya. Semua pihak harus menyerah total ke Gus Mus tanpa syarat. Kalau tidak ya percuma saja ada upaya islah,'' imbuhnya.

Dia menambahkan, apabila islah tersebut nantinya justru diartikan menurut kepentingan masing-masing, langkah itu tidak akan bisa menemukan titik terang persamaan di tubuh partai bergambar bola dunia dikelilingi sembilan bintang itu.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlotul Thalibin Rembang itu juga mengatakan, perpecahan yang ada di PKB bukanlah indikasi retaknya hubungan di tubuh organisasi massa NU. "Itu bukan urusan NU, tapi urusan politik partai. PKB selama ini kan menjadi partai terbuka," kata dia.

Akan tetapi, mengingat PKB lahir dari kantong tubuh NU, dan sebagai tokoh yang disegani dikalangan warga nahdliyin, kesediaan kiai yang juga budayawan itu diharapkan bisa membawa angin sejuk bagi perpecahan tersebut.

Sumber : Suara Merdeka


Terkait