Warta

Kang Said Kasih “Wejangan” Mahasiswa NU Di Libya

Rabu, 30 November 2005 | 02:13 WIB

Tripoli, NU Online
Setelah mengadakan Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat International, Libya kembali menyelenggarakan event International yaitu Muktamar Qiyadah Sya’biyah Islamiyah Alamiyah ke 4 ( The 4th General Conference of World Islamic People’s Leadership). Muktamar yang berlangsung pada tanggal 26 – 30 November 200 ini dikuti oleh para ulama’, cendekiawan muslim dan pimpinan ormas-ormas Islam se Dunia.

Delegasi Indonesia yang mewakili ormas-ormas yang hadir pada muktamar kali ini adalah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj (PBNU), Prof. Dr. Din Syamsudin, Dr. Yunahar Ilyas (Muhammadiyah), Dr. Hj. Tuty Alawiyah (Asy Syafi’iyah Jakarta), H. Moch Kautsr (Al Washliyah), Abdurrahman Abd Qodir, Idrus Al Masyhuri (Rabithah Alawiyah), Sidiq Aminullah (PERSIS), H. Hisyam Thalib (Al Irsyad), H. Ahamd Nazri Adlany (MUI) dan H. Muhyiddin Junaidi MA (koordinator Da’i Jam’iyah Dakwah Islamiyah di Indonesia).

<>

Di samping mengikuti muktamar. Rombongan delegasi Indonesia ini juga mengadakn pertemuan dan dialog dengan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Libya yang bertempat di Wisma Duta Besar Indonesia di Libya. Kesempatan berdialog dan bertatap muka secara langsung dengan para tokoh Islam ini dimanfaatkan betul oleh para mahasiswa dan masyarakat untuk menanyakan langsung perkembangan terakhir dari tanah air, mulai masalah kenaikan BBM, fatwa MUI tentang Ahmadiyah dan JIL mengingat tokoh yang hadir pada kesempatan itu mayoritas merupakan pengurus MUI pusat dan permasalahan –permasalahn lainnya.

Pada kesempatan dialog tersebut, Kang Said sebagai salah satu Pengurus PBNU dalam menjawab pertanyaan tentang JIL, beliau mengatakan bahwa “pemikiran nakal” bukanlah hal yang baru dalam Islam dan pemikiran-pemikiran semacam itu akan tetap ada sepanjang masa. Di samping itu, Kang Said juga sedikit bercerita bahwa di Libya terdapat suatu daerah yang terletak di perbatasan Libya – Mesir yang bernama Tobruk yang merupakan tempat kelahiran salah satu penyebar Islam di Indonesia yaitu Syaikh Maulana Ishaq (Sunan Al Maghribi) ayah dari Raden Rahmatullah Sunan Ampel.

Kedatangan Kang Said ke Libya kali ini, juga dimanfaatkan betul oleh para mahasiswa NU yang belajar di Kulliyah Dakwah Islamiyah (KDI) Tripoli Libya. Setelah berdialog dengan masyarakat dan mahasiswa secara umum, esok harinya giliran Mahasiswa NU mengadakan pertemuan khusus dan dialog dengan beliau yang bertempat di salah satu kediaman staf  kedutaan Indonesia. Walaupun acara tersebut sangat sederhana yang dikemas dengan makan malam bersama dan dihadiri oleh sekitar 22 mahasiswa NU, namun suasana Ke-NU-an tampak begitu akrab, lebih-lebih ketika beliau meminta para mahasiswa dan hadirin untuk memperkenalkan diri satu persatu.

Setelah acara Ta’arruf selesai. Barulah Kang Said memberikan “wejangan khusus” pada mahasiswa NU. Dalam wejangannya, beliau banyak membicarakan tentang sejarah berdirinya NU, wawasan ke-NU-an dan beliau juga berpesan untuk sering-sering membaca buku-buku tentang sejarah dan peradaban.

Kontributor Libya : Moch Syamsuddin Abd Mu’in.

 


Terkait