Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang tak terpengaruh krisis ekonomi global yang terjadi akhir-akhir ini. Sebab, badan usaha bersama itu bekerja sesuai prinsip gotong royong antaranggota sehingga kuat.
Pendapat tersebut diungkapkan Kepala Kantor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Zaenudin K.A., usai acara Halalbihalal Kelurga Besar Kantor Koperasi di kantornya, Selasa (14/10).<>
“Sektor riil pasti akan terpengaruh, tapi koperasi tidak. Koperasi tetap tegar karena digerakkan dari, oleh dan untuk anggota,” terangnya.
Menurut Zaenudin, koperasi tidak memiliki ketergantungan dengan pihak luar, tapi atas kekuatan anggota sendiri. Lain halnya dengan badan usaha yang mengandalkan lembaga perbankan. Bisa muncul ketidakpercayaan publik, penurunan suku bunga dan kelicikan pengelola.
“Mengapa uang yang kita simpan di bank tetapi tiba-tiba tidak bisa diambil (saat krisis ekonomi semacam sekarang) atau dibatasi besaran pengambilannya? Ya, karena digunakan oleh pengelola perbankan,” pungkasnya.
Dia mencontohkan, kebesaran supermarket Carrefour yang dikelola dengan sistem koperasi makin mengembangkan sayapnya dan kokoh oleh gelombang krisis. “Artinya, KUD, misalnya, bisa menjadi yang terdepan dalam pengelolaan ekonomi kalau dikelola dengan sebaik-baiknya,” tuturnya lagi.
Sementara, pengusaha dari kalangan NU di Kabupaten Brebes, Dedy Muhadi, mengakui bahwa krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) bisa berpengaruh pada usaha yang dia kelola. Namun, dirinya tidak begitu khawatir karena yang dikelola dipasok dari produksi dalam negeri dan dikonsumsi juga di dalam negeri.
Muhadi juga berjanji tidak akan mem-PHK-kan karyawannya bila kemungkinan terburuk menimpanya akibat krisis AS.
Bupati Brebes, Indra Kusuma, menyatakan tidak khawatir meski Brebes yang dikategorikan sebagai daerah miskin. Untuk menstabilkan berbagai kemungkinan terburuk, dirinya akan lebih selektif dalam penganggaran proyek. (was)