Warta

Noordin Lebih Berbahaya dari Azahari

Senin, 14 November 2005 | 01:35 WIB

Kuala Lumpur, NU Online
Anggota Jemaah Islamiyah (JI), Noordin M Top adalah perancang aksi teror yang lebih berbahaya dibandingkan Dr Azahari bin Husin yang tewas Rabu lalu di Batu, Jawa Timur.

Noordin (38) diyakini memainkan peranan penting dalam pengeboman di Bali dan Jakarta yang menewaskan lebih dari 200 orang. Dia pernah meninggalkan pesan kepada istrinya warga negara Indonesia yang juga saudari dari pelaku bom Bali, Mukhlas, bahwa perjuangannya adalah atas nama Jihad.

<>

Kantor berita Malaysia, Bernama, Jumat (11/11) melaporkan bahwa pesan tertulis itu dipaparkan oleh Direktur Badan Khusus Datuk Yusuf Abdul Rahman dalam sebuah seminar tahun lalu. Dokumen itu ditemukan oleh otoritas Indonesia menyusul penahanan delapan anggota JI pada 27 Juni 2004.

Menurut Yusuf, Noordin yang juga mantan dosen di Universitas Teknologi Malaysia (UTM), menuliskan catatan tertanggal 24 Juni 2003 dengan Dr Azahari. Seperti diketahui bom Bali pada 12 Oktober 2002 menewaskan 200 orang, sebagian besar adalah warga Australia, sedangkan 12 orang juga tewas dalam bom di Hotel JW Marriott pada 5 Agustus 2003.

Noordin belajar di sekolah agama Luqmanul Hakiem di Ulu Tiram, Johor dan sekolah tersebut didirikan oleh pimpinan JI, Abu Bakar Ba'asyir, yang saat ini mendekan dipenjara. Sejumlah murid di sekolah tersebut kemudian menjadi anggota JI. Berdasarkan catatan perilakunya, Noordin dikenal sangat berbahaya dan siap bertarung dalam keadaan apapun.

Noordin dan Azahari masuk Indonesia pada awal 2002 menyusul sejumlah operasi yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia terhadap aktivitas terorisme. Keduanya berbagi ideologi yang sama dengan mendirikan negara "Daulah Islamiyah" di kawasan ini melalui jihad yang diajarkan Abu Bakar Ba'asyir.

Sementara itu, Pemerintah Malaysia masih menunggu laporan resmi dari Pemerintah Indonesia yang mengkonfirmasikan bahwa mayat yang tewas adalah Dr Azahari bin Husin, warga negara Malaysia yang paling dicari terkait sejumlah aksi bom di Indonesia.

Perdana Menteri Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi mengatakan, konfirmasi hasil penelitian DNA juga masih dibutuhkan sekalipun bukti sidik jari menunjukkan bahwa mayat tersebut adalah Azahari.

Ia mengatakan, laporan lengkap dalam tewasnya Azahari masih dibutuhkan sebelum dilakukan sejumlah langkah-langkah berikutnya. "Kita membutuhkan laporan yang lengkap. Sejauh ini kita hanya mendengar dari laporan media," kata Badawi. (ber/cih)


 


Terkait