Balitbang Kemenag

Kemenag Telah Inventarisir 3936 Karya Ulama Nusantara

Jumat, 18 November 2016 | 12:24 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai upaya untuk melakukan inventarisasi, pelestarian, pemeliharaan, dan pengembangan terhadap karya ulama Indonesia Kementarian Agama melalui Balitabang Diklat sejak tahun 2009-2015 berhasil melakukan inventarisasi sebanyak 3936 karya klasik ulama Nusantara.

Naskah yang terinventarisasi, kemudian diklasifikasi berdasarkan bidang keilmuan serta dibuatkan isi ringkasnya, yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk katalog atau bentuk karya “daftar karya ulama dan isi ringkas”, yang dapat dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi informatif, edukatif, dan kultural dalam upaya penguatan dan pengayaan khazanah peradaban bangsa Indonesia. Katalog tersebut menjadi bagian konservasi untuk memperkuat dan memperkaya peradaban bangsa Indonesia serta menjunjung tinggi martabat bangsa di mata dunia.

Balitbang diklat melalui Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan dalam laporan untuk hasil penelitiannya (2015) menjelaskan program tersebut dilakukan terhadap bentuk naskah cetak dan tulisan tangan (manuskrip) karya ulama Nusantara, yang kemudian dikodifikasikan dalam format “Thesaurus Manuskrip Keagamaan Nusantara”, yang kini sudah memuat 3000 lebih data naskah yang dapat diakses melalui alamat http://lektur.kemenag.go.id/naskah. Dengan demikian, thesaurus manuskrip keagamaan yang notabene merupakan dokumen artefaktual karya ulama yang berfungsi sebagai “historical witness”—saksi sejarah keluhuran peradaban bangsa Indonesia di masa lalu. Hal ini juga memiliki fungsi sebagai rujukan bagi kajian atau penelitian pernaskahan Nusantara.

Total karya ulama Nusantara diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu dalam bidang ilmu tauhid, ilmu kalam, fiqih/syariah, tarikh, dakwah, peribadatan, sastra, dan lainnya. Kondisi naskah tersebut sebagian tersebar di perpustakaan-perpustakaan daerah, lembaga pendidikan Islam, dan koleksi perpustakaan pribadi yang kondisinya, sebagian, sudah mulai rusak atau hampir punah. Dengan demikian jumlah yang berhasil diinventarisir saat ini masih jauh dari potensi yang ada. 

Bahkan, sejumlah karya naskah klasik Nusantara kini sebagian masih tersimpan di perpustakaan luar negeri (Belanda, Inggris dan Perancis). Dalam konteks ini, maka eksplorasi dan inventarisasi atas naskah tersebut perlu dilakukan dan peroleh perhatian khusus dari pemerintah 

Sebagai sebuah kerja besar, dalam rekomendasi hasil penelitian ini, disebutkan pentingnya upaya pengembangan kerjasama kolaboratif secara ekstensif antar instansi Pemerintah (Puslitbang LKK Diklat Kemenag, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Pusat Arsip Nasional, dan Arkenas) untuk penguatan program intensifikasi dan ekstensifikasi pemetaan dan pengembangan naskah karya ulama. Selain itu, Kementerian Agama sudah barang tentu perlu meningkatkan anggaran untuk program ini. (Mukafi Niam)