Balitbang Kemenag

Pimpinan atau Yayasan, Penentu Penting Terlaksananya Hak Pendidikan Agama bagi Minoritas

Kamis, 17 November 2016 | 06:25 WIB

Jakarta, NU Online
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Kemenag (Hayadin; 2015) tentang pelaksanaan pendidikan agama bagi siswa pemeluk agama minoritas di sejumlah sekolah menemukan secara umum pengurus yayasan, lembaga keagamaan, komite sekolah, dan pimpinan sekolah pada wilayah yang diteliti menyatakan persetujuan terhadap layanan pendidikan agama sesuai agama siswa. 

Para pengelola sekolah secara sadar mengakui adanya ketentuan undang-undang dan kebijakan pemerintah tentang layanan pendidikan agama kepada peserta didik dan sudah mengimplementasikannya sejak Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 diundangkan. 

Penelitian dengan mengambil responden atas tokoh pendidikan, tokoh keagamaan, dan tokoh pemerintahan dan tokoh masyarakat menemukan keberadaan pimpinan sekolah, komite sekolah, dan yayasan yang menaungi sekolah menjadi salah satu faktor pendukung utama bagi terselenggaranya layanan pendidikan agama sesuai agama siswa di sekolah. Kesadaran, pemahaman dan kemampuan keuangan untuk mengangkat dan memenuhi ketersediaan guru agama di sekolah sangat penting.

Dalam penelitian yang dilaksanakan di Denpasar, Kota Manado, Ende NTT, Bogor, Jakarta, Pangkalpinang, Singkawang dan Ambon, pengadaan dan ketersediaan buku pelajaran, dan alat peraga keagamaan, sangat ditentukan oleh inisiatif dan kreativitas guru agama, kemampuan sekolah dan kebijaksanaan pimpinan sekolah atau yayasan. Peneliti menemukan, beberapa sekolah pada lokasi penelitian memiliki buku pelajaran dan peraga keagamaan yang memadai. Namun demikian, ada banyak sekolah yang belum memenuhi standar minimal kepustakaan dan alat peraga keagamaan. 

Namun demikian, para pengelola sekolah secara sadar memposisikan mata pelajaran pendidikan agama di sekolah masing-masing sebagai dasar pembentukan moral, karakter, dan kepribadian anak. Selain melalui pembelajaran agama di kelas, pembentukan moral, karakter, dan kepribadian anak di sekolah juga didukung melalui keteladanan para guru dan staf sekolah. Dengan dasar berpikir tersebut maka posisi pendidikan agama di sekolah sangat kuat. (Mukafi Niam)