Beberapa tahun lalu, bisa dibilang aku sukses dengan karirku. Uang melimpah, batin tenang, ibadah pun nyaman. Lalu, keinginan untuk menyempurnakan rukun Islam kelima mengusik pikiranku, mumpung masih muda. Itu yang ada di benakku.
<>
Aku pun mulai berhitung cepat. Ternyata aku masih mempunyai kekurangan uang yang cukup banyak untuk membayar Ongkos Naik Haji (ONH). Pikiranku pun mulai tergoda untuk menginvestasikan uang dalam bentuk usaha. Keuntungan dari usaha tersebut pasti bisa kugunakan untuk berhaji.
Ternyata, skenario Allah lebih dahsyat. Usaha yang kurintis bangkrut. Aku menderita kerugian puluhan juta ditambah hutang yang tidak sedikit. Cobaan beruntun pun menimpaku. Dari mulai ditipu rekan bisnis, kemudian uangku dicuri hingga aku nyaris dipecat dari kantor tempatku bekerja.
Aku benar-benar terpuruk. Kondisiku semakin parah dengan kesehatanku yang menurun drastis. Belum lagi tagihan-tagihan yang harus kubayar kontan. Stres, bingung, kalut memenuhi hari-hariku. Tangisan dan kesedihan seaakn menjadi makanan sehari-hariku.
Di tengah penderitaan yang kujalani, aku pun memilih bertaubat kepada Allah. Menyesali yang telah terjadi, mengharap ampunannya dan berharap mendapatkan berkah dari-Nya.
Aku bersyukur, tepat dua tahun kemudian utangku lunas. Aku pun bisa menyisihkan uangku untuk berhaji lagi. Pelajaran yang bisa kuambil adalah jangan menggunakan uang yang sudah menjadi uang Allah. (Fuatuttaqwiyah)
Uang Allah dalah naskah yang dikirim pada lomba Cipta Kata dan Foto NU Online kategori Fiksimini, dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha. Naskah ini termasuk salah satu nominasi juara. NU Online akan memuat naskah-naskah nominasi lainnya. Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
2
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
3
Khutbah Jumat: Mari Bangkitkan Semangat Mempelajari Ilmu Agama
4
Komnas Haji: Pengurangan Petugas Haji 2025 Jadi Tantangan dan Titik Krusial
5
Keputusan Libur Ramadhan Menunggu Surat Edaran Lintas Kementerian
6
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
Terkini
Lihat Semua