Jakarta, NU Online
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang H. Abdul Haris mengatakan, agar tidak didominasi oleh orang atau kelompok yang menyebarkan konten tidak benar atau hoaks, pengurus NU dan Nahdliyin harus mengimbanginya dengan konten benar.
Menurut dia, secara epistimologi, internet merupakan bebas nilai yaitu penggunaannya bisa untuk hal yang positif dan negatif.
"Tergantung digunakan untuk apa," katanya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).
Oleh karena bebas nilai, NU harus mengisi dan menguasai internet.
"Maka wajib hukumnya kita menggunakan media sosial ini dalam rangka untuk mengisi konten yang bisa memungkinkan kita menyampaikan kebenaran," jelasnya.
Ia mencontohkan, acara pembacaan shalawat, diskusi dan ngaji live streaming kitab Adabul Alim Wal Mutaallim karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang sedang berlangsung di Gedung PBNU akan membawa kebaikan bagi pengguna internet di Indonesia sebanyak 88,1 juta dari hasil penelitian.
"Dan ini kemudian di share itu minimal 88,1 juta itu memperoleh informasi dan kajian bahkan baca shalawat, saya gak tau itu berapa itu kalau betul-betul kita baca kemudian diakses oleh 88,1 juta itu, ganjarannya berapa itu," katanya.
Sementara kalau internet digunakan orang-orang radikal, maka ujaran-ujaran seperti jihad yang hanya dimaknai perang bisa memengaruhi pengguna internet, terlebih jika istilah tersebut untuk kepentingan-kepentingan politis, maka akan banyak orang yang menjadi korban informasi.
"Inilah bagi saya amat sangat penting untuk dilakukan dan di isi dengan konten yang baik," jelas pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur itu. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)