Muhammad Faizin
Kontributor
Tanggamus, NU Online
Sekelompok anak kecil berkumpul di depan pintu surga. Mereka tidak bergegas masuk ke dalam surganya Allah SWT. Padahal mereka adalah ahli surga yang telah dijamin oleh Allah SWT. Ketika ditanya mengapa mereka tidak segera masuk, mereka menjawab karena mereka sedang menunggu seseorang.
Siapakah mereka? Lalu, siapa yang mereka tunggu? Mereka adalah anak-anak yang semasa di dunia belum baligh umurnya namun telah dipanggil menghadap Allah SWT. Mereka adalah sosok yang akan bisa memberi syafaat pada orang tuanya. Mereka tidak mau masuk surga karena menunggu kehadiran orang tuanya untuk bersama-sama masuk surga.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hasan bahwasanya ia menceritakan kepada Abu Hurairah tentang kedua anaknya yang telah meninggal dunia. Lalu Abu Hasan bertanya: "Bisakah engkau menyampaikan sebuah hadits dari rasulullah untuk menghibur hati kami?"
Abu Hurairah menjawab: "Iya, anak-anak kaum Muslimin yang masih kecil, mereka adalah penghuni surga, ia nantinya akan bertemu dengan orang tuanya lalu memegang bajunya, seperti aku memegang bajumu ini, dan ia tidak melepaskannya sampai Allah memasukkan orang tuanya ke dalam surga."
Ada juga sebuah kisah yang menggambarkan seseorang yang bingung dan heran ketika di akhirat nanti tiba-tiba mendapatkan pelayanan spesial oleh penghuni surga. Ia mendapatkan fasilitas dan berbagai macam hadiah sebagai balasan kehidupan di dunia.
Orang ini pun bertanya kepada Malaikat kenapa ia mendapatkan itu semua. Padahal selama di dunia ia merasa tidak memiliki amal yang banyak. Ia merasa ibadahnya di dunia tidak seperti orang lain yang terlihat giat beribadah.
Lalu Malaikat pun menjawab bahwa fasilitas spesial yang ia dapatkan itu adalah berkat ia memiliki anak yang shaleh. Anaknya senantiasa mendoakannya dan memohonkan ampun kepada Allah. Lalu orang tersebut pun teringat anaknya yang shaleh dan patuh serta hormat kepada orang tuanya.
Inilah dua kisah tentang keutamaan memiliki keturunan yang dikisahkan Pengasuh Pesantren Raudlah Murattili Quran Al Falah Margodadi, Sumberejo, Tanggamus, Lampung Ustadz Ahmad Muqimul Haq, Sabtu (21/11).
Anak, menurut pria yang karib disapa Gus Muqim ini, merupakan investasi jangka panjang di dunia dan akhirat. Anak menjadi satu diantara tiga perkara yang mampu mengalirkan pahala kepada seseorang walau orang tersebut telah meninggal dunia.
"Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya," jelasnya.
Untuk mendapatkan keturunan, umat Islam telah disyariatkan untuk menikah. Dengan ikatan sakral insan laki-laki dan perempuan ini, maka juga akan terus menambah umat Nabi Muhammad di dunia yang beribadah kepada Allah SWT.
"Inilah di antara manfaat menikah yakni memiliki keturunan yang kita harapkan doanya dan juga akan semakin menambah umat yang senantiasa berdzikir dan bertasbih pada Allah SWT," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua