Sorong, NU Online
Kementerian Agama membangun laboratorium keagamaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Sorong, Papua Barat. Hal itu dilakukan dalam rangka memperkuat program Kita Cinta Papua (KCP).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani didaulat meletakkan batu pertama pembangunan tersebut.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pendidikan di madrasah, tidak sekadar transformasi ilmu. Akan tetapi, hal yang tak kalah penting adalah adanya transformasi nilai.
’’Pendidikan di madrasah tidak hanya transformasi ilmu akan tetapi harus ada proses transformasi nilai,’’ kata Ramdhani sebelum melakukan peletakan batu pertama, Jumat (13/11), sebagaimana dirilis Direktorat Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Dirjen Pendis dalam kesempatan yang sama mengingatkan para Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), serta Kepala Madrasah di Sorong akan pentingnya membangun budaya kerja yang transformatif dan humanis.
Menurutnya, guru juga harus mampu berperan sebagai pemimpin yang lahir untuk melayani umat. "Dan kepemimpinan yang transformatif adalah dia yang mampu melakukan seluruh kaidah kepemimpinan ketika ada hal yang dipandang perlu dilakukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, akademisi dengan sitasi terbanyak di lingkungan PTKIN itu juga meminta PTK dan kepala madrasah harus mengedepankan sikap humanisme dalam mengajar. Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan.
"Setiap proses kegiatan belajar mengajar di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita," pesannya.
"Jangan kita bebani anak didik dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya,” tandasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin