Daerah

Banser Ponorogo Perhatikan Budaya

Rabu, 9 Januari 2013 | 04:10 WIB

Ponorogo, NU Online
Seakan tidak mau kalah dengan “Konsorsium” PAC GP Asor Pulung, Pudak, Sooko yang sukses menggelar Diklatsar Banser di Pudak pertengahan November 2012, “Duo” PAC GP Ansor Sukorejo dan Sampung menyelenggarakan kegiatan serupa. 
<>
Diklatsar Banser kali ini dilaksanakan di Pesantren Nurul Hikmah Nambangrejo Sukorejo Ponorogo pada tanggal 2-6 Januari 2013. Menurut panitia Syamsul Ma’arif, pihak panitia tidak hanya menyelenggarakan Diklatsar Banser saja, tetapi diadakan kegiatan pendukung, yaitu pawai budaya dan Haul Gus Dur. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai implementasi program kerja PC GP Ansor Ponorogo bidang olahraga dan kebudayaan.

“Mumpung sahabat-sahabat PAC semangat, kita usulkan supaya pembukaan Diklatsar dihiasi pawai budaya dan penutupannya diisi dengan Haul Gus Dur. Kebetulan PC juga punya program pelestarian budaya. Jadi macth nantinya,” Kata Syamsul Maarif.

Pria yang juga menjadi Sekretaris PC GP Ansor ini juga menjelaskan, pawai budaya dimeriahkan dengan kesenian khas Ponorogo, Gajah-gajahan dan parade hadrah yang di Ponorogo akrab disebut dengan istilah “Kencrengan”. Group hadrah yang tampil adalah IPNU-IPPNU di wilayah Kecamatan Sukorejo dan Sampung. 

Panitia juga menampilkan drumband dengan lagu-lagu islami. Tiga group drumband meramaikan acara, yaitu SDN 1 Nambangrejo, MIN Lengkong Sukorejo dan Mts Al-Azhar Carangrejo Sampung. 110 Peserta Diklatsar Banser ditambah 70 alumni Diklatsar Banser di Pudak ikut berjalan kaki mengiringi pawai budaya. Acara pembukaan semakin semarak dengan hadirnya Kapolres, Dandim 0802 dan Bupati Ponorogo, Bapak H. Amin, SH yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Memanfaatkan momen Diklatsar Banser ini pihak Satkorcab Banser Ponorogo juga menggelar acara pembaretan alumni Diklatsar Banser di Pudak. Setelah mengikuti upacara pembukaan para alumni diajak jalan kaki memisahkan diri dari lokasi Diklatsar Banser. 

Di area perkebunan penduduk mereka mendapat briefing dari Idam Mustofa, Ketua PC GP Ansor Ponorogo dan Ahmad Subkhi, Kasatkorcab Banser Ponorogo. Prosesi pembaretan dilakukan secara simbolis dengan penyematan kabaret Banser diikuti dengan aksi mencium bendera Banser, Ansor dan merah putih. Menurut Ahmad Subkhi, aksi mencium bendera tersebut sebagai bentuk kecintaan pada organisasi dan NKRI.

“Bukan asal heroik, dengan aksi mencium bendera Banser, Ansor dan merah putih kami ingin menekankan bahwa tugas dan kewajiban anggota Banser adalah mengembangkan organisasi dalam rangka membela tanah air. Kami berharap ketika mencium bendera, para anggota bisa meresapi rasa cinta pada NKRI melalui perjuangan Banser dan Ansor,” Kata Ahmad Subkhi.

Puncak acara Diklatsar Banser diisi dengan Haul Gus Dur dengan menampilkan Habib Ali bin Abdul Mutholib Assegaf dan Al-Ngatawi. Seakan bersepakat sebelumnya, kedua orang dekat Gus Dur semasa hidupnya ini dalam tausyiahnya mengajak audiens untuk menyadari bahwa Indonesia masih dipenuhi dengan kedzaliman. 


Kontributor: M. Wakhid