Bantuan Air Bersih dari Pemprov Jateng Disambut Gembira Ribuan Warga Purworejo
Kamis, 8 Oktober 2020 | 23:45 WIB
Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo saat cek saluran air di Kabupaten Purworejo (Foto: Dokumentasi Humas Pemprov Jateng)
Ahmad Rifqi Hidayat
Kontributor
Purworejo, NU Online
Selesainya pembangunan saluran air bersih untuk 5 Kabupaten yakni Kabupaten Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Batang, dan Kota Pekalongan Jawa Tengah disambut gembira ribuan warga. Pasalnya, selama ini warga menggunakan air dari galian sumur yang berwarna kekuning-kuningan.
Pembangunan saluran air memanfaatkan air dari waduk Wadaslintang, Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Keburejo berkapasitas 600 liter perdetik, dan dialirkan ke Kabupaten Kebumen 400 liter perdetik untuk 32.000 sambungan rumah dan Kabupaten Purworejo 200 liter perdetik untuk 16.000 sambungan rumah.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat meresmikan SPAM di Kabupaten Purworejo ikut mengaku senang karena bisa membantu kesulitan warga yang diprakarsai kementerian pusat dan Provinsi Jawa Tengah.
"Masyarakat sangat membutuhkan air bersih. Saya sendiri melihat di salah satu rumah di Purworejo, air yang biasa digunakan berwarna kuning dan informasinya mengandung zat besi terlalu tinggi," ujarnya.
Dikatakan, untuk tahap pertama pihaknya meresmikan dua SPAM, satu Keburejo yang melayani Kebumen dan Purworejo, satu Petanglong yang melayani Kabupaten dan Kota Pekalongan serta Batang.
"Alhamdulillah ini sudah berjalan dan sudah dialirkan ke rumah warga," kata Ganjar, Rabu (7/10).
Ternyata lanjutnya, tiap hari mereka kondisinya seperti itu, maka hari ini kita berikan air yang lebih bagus. "Selain di sini, kami juga sedang membangun di wilayah lain di Jawa Tengah," ucapnya.
Kegiatan distribusi air bersih di musim kemarau secara rutin dilakukan oleh Ansor sebelum adanya saluran air bersih dari Waduk Wadaslintang (Foto: Dokumen Ansor)
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Bayan, Purworejo Ahmad Burhani kepada NU Online, Kamis (8/10) mengaku ikut bersyukur atas diresmikannya SPAM Kuburejo.
Jika selama ini pada musim kemarau selalu disibukkan dengan distribusi bantuan air bersih ke warga, dengan adanya SPAM ini dirinya dapat lebih fokus melakukan kaderisasi dan menggerakkan organisasi di bidang lain.
"Beberapa tahun ini Ansor Bayan sering melakukan distribusi air bersih kepada warga sekitaran Purworejo, karena sudah ada SPAM kita bisa lebih fokus pada bantuan lain dan perekonomian," katanya.
Selain krisis air bersih, Kabupaten Purworejo juga termasuk daerah rawan banjir dan longsor. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Bidang Media GP Ansor Purworejo Muhammad Hidayatullah.
S
emasa menjadi ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Purworejo dirinya pernah beberapa kali mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir. "Waktu itu saya distribusikan ke 16 Kecamatan, termasuk Desa Pituruh dan Desa Krandegan, Kecamatan Bayan. Sebanyak 2000 warga terkena dampak banjir, dari total 3000 warga," ujarnya.
Nurbuwati (50) tak menyangka bisa menikmati air bersih, sebab sejak kecil hingga usianya kini 50 tahun hanya bisa menikmati air sumur yang berwarna kuning. Oleh karena itu iapun mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT.
"Alhamdulillah, sekarang sudah tidak ragu lagi kalau mau buat masak. Kalau dulu ndak berani pakai air sumur di sini. Kondisi air kuning di sini ya sejak dulu, sejak saya kecil sampai sekarang usia saya 50 tahun," bebernya.
Nurbuwati mengaku sudah terbiasa mandi dan mencuci dengan air sumur di rumahnya yang keruh dan berwarna kuning. Sementara untuk memasak dan minum, Nurbuwati dan warga lain memilih membeli air galon. Mereka harus rela merogoh kocek cukup besar untuk keperluan tersebut.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua