Surabaya, NU Online
Manfaat saat membacakan shalawat tidak semata dirasakan bagi yang melantunkan. Pujian kepada baginda Nabi Muhammad SAW turut dirasakan dan akan diterima warga bangsa, sehingga menjadi kawasan yang aman dan tentram.
Penegasan tersebut disampaikan KH Reza Ahmad Zahid saat menjadi penceramah pada acara tabligh akbar yang digelar ma’had al-jami’ah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
“Karenanya pemujaan terhadap baginda rasul, Nabi Muhammad SAW tidak henti-hentinya digelar umat Muslim. Berbagai agenda dan perayaan sesuai kekhasan daerah diadakan untuk menyambut kelahiran sang revolusioner,” kata Gus Reza, sapaan akrabnya, Jumat (22/11) malam.
Makna dari peringatan maulid juga membawa pesan agar umat Islam dapat menahan diri.
“Dengan adanya maulidur rasul ini, kita tidak mudah membid'ahkan sesuatu yang sebenarnya mengandung kegiatan baik, serta tidak menilai sesuatu dari hal yang tampak saja,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyyah, Kota Kediri ini.
Dalam pandangannya, dengan membaca shalawat dan menggelar maulid sebagai sarana untuk juga mengingat kepada Allah SWT. Dan dengan dekat kepada-Nya diharapkan akan selalu dalam panduan dan perlindungan.
"Acara maulid yang kita lakukan tidak jauh dari berdzikir kepada Allah," tutur kiai yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini.
Terkait manfaat shalawat, Gus Reza mengingatkan bahwa akan membawa dan memberikan berkah atau kebaikan yang lebih. Dan hal tewrsebut tidak hanya diterima bagi kalangan sekitar.
“Dzikir yang sudah dilantunkan para santri dan pengunjung yang ikut berpartisipasi dapat menularkan keberkahannya tidak hanya sekitar UIN Sunan Ampel, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Di hadapan ratusan jamaah yang hadir, Gus Reza memaparkan bahwa umat sekarang sebagai afdhalul ummah, khoirul umat atau sebaik-baiknya umat. Allah SWT menciptakan umat Nabi Muhammad ialah selemah-lemahnya makhluk. Bahkan juga menciptakan Nabi Muhammad sebagai makhluk yang lemah dan ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan umat dan nabi terdahulu.
“Hal tersebut tidak lain agar kita tidak sombong tentang apa yang dimiliki. Bahwasanya kita tidak bisa apa-apa dibandingkan dengan umat dan nabi terdahulu. Sedangkan alasan julukan khairul ummah karena syafaat dari Nabi Muhammad yang akan diterima bagi umatnya,” pungkas dia.
Kontributor: Dawi FA
Editor: Ibnu Nawawi