Daerah KIRAB SATU NEGERI

Bupati Muko-Muko Terima Bendera Kirab Satu Negeri dari Ansor Sumbar

Jumat, 28 September 2018 | 04:30 WIB

Bupati Muko-Muko Terima Bendera Kirab Satu Negeri dari Ansor Sumbar

Bupati Muko-Muko, Chairul Huda (baju putih)

Muko-Muko, NU Online
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Provinsi Sumatera Barat sengaja melaksanakan serah terima bendera Kirab Satu Negeri (KSN) ke Provinsi Bengkulu yang diterima langsung Bupati Muko Muko Chairul Huda, di rumah dinas Bupati Muko-Muko,  Kamis, (27/9).

Dalam sambutan Pimpinan Pusat GP Ansor Abdul Haris Makmun menjelaskan, bahwa KSN  dilaksanakan Ansor dimulai dari 5 titik terluar secara serentak pada 16 September lalu, yakni Marauke Papua, Rote NTT, Miangas Sulawesi Utara, Nunukan Kalimantan Utara, dan Sabang Aceh.

"Titik pusat KSN pada tanggal 26 Oktober 2018, akan dilaksanakan di Pandopo lapangan kraton Jogja dihadiri Presiden RI Joko Widodo," jelasnya.

Abdul Haris Makmun juga mengatakan, ada 4 alasan dan 4 tujuan, di mana akhir-akhir ini sering kali dihadapkan oleh adanya beberapa kelompok kecil yang mencoba mengganggu dan melonggarkan ikatan konsensus kebangsaan.

"Dengan adanya kirab ini, Ansor mengajak agama sebagai inspirasi kita untuk hidup berdampingan, agama menjadi semangat kita untuk berbagi sesama anak bangsa, agama menjadi sumber-sumber energi kita, agar semua komponen bangsa menyatu dan beriring bersama membangun kebangsaan ini," ujar Abdul Haris Makmun.

Menurutnya, dengan adanya kelompok-kelompok kecil yang tumbuh itu, masyarakat hanya bisa menyaksikan, mereka menyebar berita hoaks, melempar fitnah, saling mencaci, tapi banyak mayoritas dan masyarakat memilih untuk diam.

"Maka dengan KSN, saya mengajak semua masyarakat Indonesia mari kita suarakan kebenaran, kesatuan, dan kebangsaan," ajaknya.

Bupati Muko-Muko Chairul Huda mengucapkan selamat datang KSN di Bengkulu. KSN ini memberikan semangat juang kepada masyarakat untuk bersatu.

Menurut Chairul Huda, Indonesia adalah bangsa yang paling berdemokrasi. Bayangkan pemilihan apapun tidak terjadi atau timbul gerakan yang akan menghancurkan persatuan. "Sayang kalau hanya sebuah beda pilihan kita pecah, dan sayang kalau kita beda sesuatu kita pecah," ujar Chairul Huda. (Armaidi Tanjung/Muiz)