Daerah

Di Jombang, Rais 'Aam Paparkan Kebesaran dan Kiprah NU

Senin, 22 April 2019 | 07:50 WIB

Jombang, NU Online
Saat ini, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi keagamaan terbesar tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Ini lantaran jamaahnya yang mencapai puluhan juta jiwa bahkan lebih. 

Pernyataan ini disampaikan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar saat menghadiri kegiatan Harlah ke-96 NU dan peresmian Kantor PCNU Jombang, Jawa Timur, Ahad (21/4) di Jalan Raya Jombang-Mojoagung, Dusun Ngrowo, Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Jombang.

Bahkan Kiai Miftachul Akhyar  menyebut bahwa keanggotaan warga NU sebagai yang paling besar di dunia. Hal itu dikarenakan warga NU yang meninggal dunia pun masih diakui keanggotaannya. 

Ada dua alasan yang mendasari statemen itu: pertama, jumlah anggota NU yang mencapai puluhan juta orang pada tahun 2010. Menurut data sensus tahun itu, jumlah warga Indonesia yang mengaku terafiliasi dengan NU sebesar 91 juta jiwa lebih.

Ditambah lagi, secara formal AD/ART NU tidak pernah mencabut keanggotaan warga yang telah meninggal dunia. "Bagaimana tidak, sampai saat ini tidak ada AD/ARTnya bahwa warga NU yang sudah meninggal dunia langsung dicoret menjadi pengurus NU. Tidak ada," kata Kiai Miftachul Akhyar.

Kedua, pernyataan ini diperkuat dengan dekatnya hubungan antara warga NU yang masih hidup dan sudah meninggal dunia. NU, tambah dia, memiliki banyak forum, seperti Lailatul Ijtima, Muslimatan, juga forum-forum lainnya yang mengirimkan doa untuk warga NU yang telah meninggal dunia. 

"Di forum, kalau ada warga NU meninggal dunia, selalu ada yang mengumumkan bahwa anggota kita ada yang meninggal dunia. Alfatihah. Itu yang ada," jelasnya.

Namun kebesaran NU tidak hanya dari aspek jumlahnya saja. NU juga memiliki kontribusi yang besar pada bangsa sejak jaman dulu. Sejumlah kiprah NU juga sangat diperhitungkan dan dikenang. Misalnya sejarah perjuangan warga NU di Surabaya pada 10 November 1945 yang hingga saat ini dikenang dengan Hari Pahlawan. 

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh warga NU untuk menjaga tradisi baik yang telah dicontohkan para leluhur dengan menjaga dan mengamalkan tradisi tersebut, serta tidak mudah terpengaruh oleh ajaran-ajaran baru yang berbeda dengan ajaran NU. (Syamsul Arifin/Ahmad Rozali)