Suasana pengajian rutin malam Jumat Manis yang diramaikan oleh Gandrung Shalawat di pendopo Jember. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Dalam rangka memantapkan pembumikan shalawat, Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggelar ‘konser’ shalawat di pendopo Wahyawibawagraha, Kamis (18/6) malam. Konser shalawat tersebut digelar di sela pengajian rutin malam Jumat Manis di tempat tinggal resmi Bupati Jember itu. Pada konser yang diselenggarakan secara virtual tersebut, Pemkab Jember menghadirkan grup shalawat milik Lesbumi Jember, Grandrung Shalawat.
Vokali sekaligus pembina Gandrung Shalawat, H Mahmood Abdulhameed cukup tajam mengumandangkan shalawat Nabi, dan sesekali melantunkan lagu-lagu yang dipopulerkan Nisa Sabyan, dan tentu saja lagu shalawat ala Jawa, ciri khas Gandrug Shalawat.
Dalam sambutan singkatnya, Bupati Jember, Faida mengaku cukup rindu dengan lantunan shalawat yang agak kocak menyusul hunjaman Corona di tengah masyarakat.
“Kita rindu dengan shalawatan seperti ini, sekian lama libur karena dampak Corona,” ucap Faida mengawali sambutan.
Menurut Faida, seberat apa pun virus Corona menghunjam Bumi Peritiwi, namun kehidupan tidak boleh stagnan. Kehidupan harus tetap jalan, namun wajib ikhtiar untuk menjauh dari wabah Corona, yaitu dengan mengindahkan protokol kesehatan.
“Kalau kita patuh dan melaksanakan protokol kesehatan dalam berkegiatan, insyaallah aman,” ungkapnya.
Faida menambahkan bahwa kehadiran Corona juga membawa hikmah bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah meningkatkan rasa gotong-royong di tengah masyarakat dan timbulnya rasa kepedulian yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang yang memberikan bantuan kepada tetangga dan sebagainya, karena memang Corona mengakibatkan degradasi ekonomi yang cukup parah.
“Hikmah lain adalah kita punya lebih banyak waktu bersama keluarga di rumah. Ini sesuatu yang luar biasa,” tambahnya.
Di tempat yang sama, A’wan Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, H Misbahus Salam menekankan pentingnya selalu berdoa kepada Allah agar rahmat-Nya diturunkan untuk mengusir virus Corona dari bumi Nusantara. Sebab, semua penyakit datangnya dari Allah, dan Allah pula yang akan mencabut segala penyakit.
“Jangan pernah berhenti berdoa karena doa adalah senjatanya orang mukmin. Lantunan shalawat termasuk doa,” ucapnya.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jember itu mengimbau agar masyarakat biasa-biasa saja dalam menghadapi Corona meskipun di sisi lain harus waspada, dalam arti tetap mematuhi protokol kesehatan. Juga, tidak perlu merajuk karena doa tak segera dijawab oleh Allah, misalnya. Atau bersedih hati karena Corona tak segera pergi.
“Doa terus dipanjatkan, yakin akan rahmat Allah, dan patuhi protokol kesehatan. Itulah tugas kita,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Jember, H Fathorrozi menegaskan, pihaknya siap mendukung pembumian shalawat di Jember, apalagi kota suwar-suwir ini sudah lama memproklamirkan diri sebagai kota religius.
“Kami punya banyak anggota, siap membumikan shalawat lebh masif lagi, sekaligus memerangi Corona,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua