Daerah BANJIR SUMATRA

Gerakan Ansor-Banser Menuju Blang Awe, Jangkau Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah

NU Online  ·  Ahad, 14 Desember 2025 | 17:30 WIB

Gerakan Ansor-Banser Menuju Blang Awe, Jangkau Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah

Penyerahan bantuan secara simbolis kepada

Pidie Jaya, NU Online 

Aroma lumpur yang pekat masih memenuhi udara Gampong Blang Awe, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Aceh. Rumah-rumah yang dulu berdiri dengan tenang kini berubah menjadi hamparan puing, tertimbun lumpur setinggi dada orang dewasa. Sementara itu, potongan kayu besar, sisa batang pohon dari hulu, berserakan memenuhi halaman rumah warga seperti jejak kemarahan alam yang tak terbendung.


Banjir bandang yang menerjang kawasan ini bukanlah banjir biasa. Arus deras menghantam kampung seperti gelombang hitam yang membawa apa saja yang dilaluinya. Dalam hitungan menit, desa itu berubah menjadi kubangan lumpur besar yang merenggut rumah, harta, dan ketenangan warga. 


Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, sebagian kehilangan mata pencaharian, dan tak sedikit yang masih terperangah tidak percaya rumahnya telah hilang dalam sekejap.


Di bawah sisa-sisa dinding yang retak, Taufik—salah satu warga Blang Awe—berdiri terpaku. Ia mengusap lumpur yang menempel di bajunya.


"Suara seperti gemuruh truk dari arah sungai. Kami keluar rumah, tapi air sudah duluan sampai. Tidak ada waktu selamatkan apa-apa. Rumah kami habis," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.


Endapan lumpur kini menutupi rumah warga hingga dua meter lebih. Banyak pintu tak terlihat lagi. Dapur menjadi satu dengan ruang tamu. Tempat tidur hanyut entah ke mana. Di beberapa titik, lumpur mengeras seperti semen, membuat proses pembersihan hampir mustahil dilakukan tanpa alat berat.


Warga yang selamat terpaksa mengungsi ke meunasah, rumah kerabat, bahkan pos darurat yang dibangun seadanya. Mereka kekurangan makanan, selimut, hingga pakaian. Sejumlah anak menangis karena kedinginan, sementara orang tua hanya bisa memeluk mereka dengan pakaian yang sudah basah lumpur.


Ketika kondisi Blang Awe salah satu daerah terparah kian memprihatinkan, bantuan dari PP GP Ansor tiba di Pidie Jaya. Serah terima dilakukan kepada jajaran Ansor Pidie Jaya sebelum diturunkan langsung ke lapangan.


Dalam kesempatan itu, Ketua PW Ansor Aceh Azwar A Gani menekankan pentingnya kehadiran nyata di tengah musibah. Sebab, menangani bencana merupakan tugas kemanusiaan yang harus dijalankan tanpa ada sedikit pun keraguan.


“Saya percaya kepada para sesepuh, kepada adik-adik Ansor dan Banser Pidie Jaya, termasuk Tgk Masrur dan kawan-kawan yang sudah berpengalaman dalam kerja-kerja lapangan. Jalankan amanah ini dengan hati yang tulus. Banyak saudara kita yang menunggu uluran tangan dan kehadiran kalian.”ujarnya, Kamis, (11/12/2025).


Pernyataan itu menjadi energi besar bagi para relawan muda Ansor Banser negeri Japakeh Pidie Jaya. Sentuhan kepercayaan seorang ketua wilayah, ditambah kehadiran sesepuh dan mantan pimpinan, membuat mereka melangkah lebih mantap.


Turut hadir dalam kesempatan itu para sesepuh Ansor dan sejumlah mantan ketua, termasuk Tgk Masrur, sosok yang sudah sejak lama dikenal sangat aktif dalam berbagai misi kemanusiaan Pidie Jaya. Sikapnya yang tenang dan lugas memberi kekuatan moral bagi barisan muda.


Perjalanan berat menuju Blang Awe

Tak lama setelah amanah disampaikan, rombongan Ansor–Banser dan Bagana langsung bergerak menuju daerah yang disebut sebagai titik paling parah: Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah Blang Awe, dayah milik Tgk Ikhwani, mantan Ketua PC NU Pidie Jaya.


Jalan menuju Blang Awe bukan jalan mudah. Lumpur tebal seperti perangkap, membuat kendaraan berkali-kali terperosok. Relawan harus mendorong, mengangkat, bahkan menyingkirkan kayu besar yang melintang di jalan.


Hujan rintik-rintik tak henti mengguyur, membuat tanah kembali lembek. Namun semangat pasukan tidak padam. Mereka berjalan menyusuri jalur yang sebagian masih tertutup lumpur, sebagian lagi terputus.


Di tengah perjalanan, Tgk Masrur meyakinkan para relawan, bahwa meskipun daerah tersebut terbilang parah, harus bisa mencapai Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah. "BlangAwe meskipun parah, kita harus cari jalan yang memudahkan untuk bisa mencapai Dayah Sirajul Huda Alaziziyah Blang Awe.” lanjutnya.


Kalimat itu terdengar sederhana, tapi bagi relawan yang menghadapi medan berat, kata-kata itu seperti bensin tambahan untuk melanjutkan perjalanan.


Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah, luka paling dalam

Ketika rombongan tiba di dayah, pemandangan yang mereka temukan membuat langkah terhenti sejenak. Seluruh halaman dayah berubah menjadi lautan lumpur. Buku-buku agama bertebaran, sebagian terkubur, sebagian mengambang. Tumpukan kitab kuning rusak berat, asrama santri roboh, dan barang-barang santri hanyut.


Tgk Ikhwani yang menyambut rombongan tampak menahan haru atas kunjungan tim Ansor Bagana Banser. "Dayah Kami juga ikut diterjang banjir Bandang bahkan ada bangunan yang dibawa banjir… tapi kami bersyukur, santri selamat. Dan kami lebih bersyukur lagi karena Ansor datang saat kami benar-benar membutuhkan," ujarnya lirih.


Ansor dan Bagana langsung menurunkan bantuan amanah PP GP Ansor dan tokoh agamawan yang juga dosen Universitas Almuslim Bireuen tentunya sangat merasa lega bukan hanya bantuan juga kedatangan keluarga besar Ansor yang menyapa dayah dan warga terkena musibah dahsyat banjir bandang akhir tahun 2025 itu.


Wajahnya yang lelah dan mengantuk namun kedatangan pasukan Ansor dan Banser menghidupkan kembali asa dan semangat pria yang akrab disapa Abati Ikhwani. 


"Terima kasih atas bantuan dan kedatangan keluarga besar Ansor ke dayah kami, mohon do'a semoga aktivitas beut Seumeuebet (taklim) seperti dulunya dapat segera diaktifkan," pintanya.


Bantuan yang diberikan bukan sekadar sembako. Itu adalah simbol kehadiran, simbol kebersamaan. Warga menyambut Ansor–Banser dengan haru.


Malam itu, setelah seluruh bantuan diserahkan, rombongan Ansor–Banser menutup kegiatan dan bantuan diserahkan Tgk muhammad Asrijal Ketua Ansor Pidie Jaya dan didampingi Tgk muhammad sekretaris serta rombongan lainnya.


Permintaan pamitan yang dipimpin Tgk Masrur. Angin malam membawa suara lirih mereka menyatu dengan gelapnya langit. Azwar A Gani selalu berpesan  untuk membantu korban banjir bandang. Ia menegaskan kembali komitmen Ansor untuk terus hadir. “Ini langkah awal. Kami akan kembali. Blang Awe tidak boleh dibiarkan sendiri. Bangkitnya desa ini harus kita kawal bersama-sama,” ujarnya.


============


Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman beranda atau via web filantropi di tautan berikut.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang