Jember, NU Online
Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat yang mempunyai wilayah kekuasaan cukup luas, tapi ia tidak pernah mencari kekuasaan. Kekuasaan yang digenggam Rasulullah SAW bukan dicari tapi datang sendiri lantaran kepribadiannya yang menyejukkan dan mencerminkan amanah yang tinggi.
<>
Hal tersebut dikemukakan KH Mushodiq Fikri saat menyampaikan ceramah dalam acara Maulid Nabi SAW yang digelar MWCNU Ajung di masjid Baiturrohman, Rabu malam (23/1).
Menurut Gus Fikri, sapaan akrabnya, Nabi Muhammad adalah tipe pemimpin yang mengutamakan kepentingan umat di atas segala-galanya. “Bandingkan dengan pemimpin sekarang, masih ada tidak pemimpin yang tidak mencari kekuasaan,” tanyanya.
Pengasuh pondok pesantren Riyadus Sholihin, Gebang itu menambahkan, kesuritauladanan Nabi Muhammad dijamin oleh Allah, dan secara empiris teraktualisasi dalam prilakunya sehari-hari. Termasuk dalam ibadah, Nabi adalah contoh yang paling mumpuni.
Dikatakannya, dalam menjalani hidup, Nabi tidak hanya beribadah, tapi juga melaksanakan tugas-tugas duniawi. Sama-sama sebanding antara ibadah mahdloh dan kepentingan dunia. Ibadah sunnah dan wajib juga imbang.
“Sekarang, kan agak terbalik, kalau sunnah giat, tapi wajibnya dilupakan. Contohnya shalat Idul Fitri, apa shalat wajibnya juga semangat seperti itu,” imbuhnya. Kepemimpnan Nabi SAW, kata Gus Fikri, orientasinya bukan kekuasaan tapi pengabdian, sehingga apa yang dilakukannya semata-mata adalah bentuk pengabdian terhadap amanah yang dipikulnya.
“Nabi tidak pernah mencari kursi dan memang tidak punya kursi (kekuasaan). Sebab, kekuasaan baginya adalah titipan Allah. Tidak seperti saya, saya kan punya kursi khusus,” kelakarnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Aryudi A. Razaq
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua