Daerah

Isra' Mi'raj Diperingati Secara Tradisional

Sabtu, 3 September 2005 | 04:09 WIB

Mataram, NU Online
Masyarakat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) memperingati Isra’ dan Me’raj Nabi Besar Muhammad SAW secara tradisional. Peringatan Isra’ dam Me’raj secara tradisional tersebut dilakukan Jumat malam oleh ribuan ummat Islam di masjid-masjid dan di rumah-rumah.

Kegiatan Hari Besar Islam ini berlangsung meriah, karena masyarakat yang terdiri atas orang tua, remaja, pemuda dan anak-anak berduyung-duyun datang ke masjid.

<>

Sebelumnya di lapangan Bimi Gora Kantor Gubernur NTB pada Kamis Malam (1/9) telah dilakukan peringatan Isra’ Me’raj Tingkat Nasional dan dihadiri Menteri Agama Maftuh Basyuni sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyaksikan melalui TVRI.

Ibu-ibu rumah tangga sejak pagi mulai sibuk mempersiapkan  berbagai jenis makanan untuk dibawa ke masjid yang nantinya disantap secara bersama-sama setelah acara atau membacaan selakaran dan zikiran selesai.

Dalam acara Isra’ dan Mi’raj secara tradisional tersebut tidak ada acara ceramah atau pidato tentang uraian Isra’ dan Me’raj, tetapi dilakukan pembacaan sejarah perjalanan Rasulullah SAW mulai dari Masjidil Haram hingga ke Majidil Aqsho sampai ke Sidratul Muntaha yang dikenal dengan nama ’ngaji kayat’.

Pada malam Isra’ dan Me’raj tersebut, juga dilakukan acara cukuran (ngurisan) bagi anak-anak balita  mulai usia nol tahun hingga satu tahun, dengan tujuan untuk mencari barkah.

Menurut salah seorang pemuka agama di Dasan Agung, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, H Umar, pembacaan hikayat atau sejaran Isra’ dan Me”raj tersebut dilakukan oleh orang-orang tertentu atau ahlinya, karena tidak semua orang bisa membacanya.

Membaca Kitab Isra’ dan Me’raj dimulai sekitar pukul 21.30 Wita dan berahir pukul 03.00 Wita atau menjelang subuh. Kitab tentang Isra’ dan Me’raj tersebut ditulis dalam bahasa Arab Melayu kemudian diterjemahkan dalam bahasa Sasak, Lombok.

Jemaah tetap bersabar untuk menyimak atau mendengarkan pembacaan kitab tersebut sampai selesai. Isi Kitab Isra’da Me’raj tersebut ialah Rasulullah menerima perintah sholat lima kali dalam sehari semalam dari semula sebanyak 50 kali sehari semalam.

Selesai pembacaan kitak Isra’ dan Me’raj dilanjutkan dengan zikir dan doa bersama dengan tujuan agar semua ummat Islam mampu melaksanakan sholat lima waktu, dan diakhiri makan disebut ’ngerampak’.(ant/mkf)