Dalam dialog penguatan amaliah NU pada kegiatan safari Ramadhan 1439 H yang dilaksanakan oleh PCNU Pringsewu, Lampung, KH Munawir menjelaskan tentang kepatuhan dan keteguhan warga NU dalam memegang apa yang menjadi "dawuh" (perintah) para ulama.
"Ciri khas warga NU itu percaya dengan kiai dan guru. Karena warga NU sangat yakin para kiai akan senantiasa mengajak kepada kebaikan yang pasti berdasar Quran dan Hadits. Tidak ada kiai yang akan mengarahkan ke arah yang salah tanpa dasar," tegas Katib PCNU Pringsewu ini pada kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Nurul Huda Sumberejo, Pagelaran, Sabtu (19/5).
Ia pun menyayangkan fenomena sebagian kelompok yang selalu menanyakan dalil dan menilai semua amal harus berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Jika tidak ada dasar dari kedua sumber tersebut maka tidak boleh dikerjakan.
"Jangan terjebak dengan dikit-dikit dalil. Amal pun jadi bakhil (pelit)," kata ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Lampung ini.
Sekarang sebagian orang, sering menyoal dalil dari sebuah amal. Ketika sudah disampaikan dalilnya pun mereka akan mempermasalahkan lagi dengan menggugat semisal keshahihan dari dalil tersebu. Sehingga tidak ada ujungnya dan akhirnya tidak banyak amal yang dilakukan.
Tidak seperti zaman dahulu dimana masyarakat tidak mempermasalahkan dalil ketika sang kiai melakukan dan memerintahkan amal ibadah. Sang kiai pun tidak dengan gampangnya menjelaskan dalil ayat Al-Qur'an atau pun Hadits. Sehingga orang zaman dulu patut dicontoh karena amal ibadahnya banyak tanpa menyoalkan dalil. Sementara saat ini sering meributkan dalil namun ibadahnya sedikit.
"Dalil tidak bisa ditafsirkan secara tekstual saja. Banyak dalil baik dari Al-Qur'an dan Al-Hadits yang bermakna luas sehingga perlu difahami secara kontekstual berdasarkan ijma' dan qiyas," jelasnya.
Penguatan amaliah NU oleh kiai Munawir ini dikuatkan lagi dengan penguatan jamiyah yang disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu H Taufiqurrohim. Ia menegaskan bahwa Jamiyyah Nahdlatul Ulama sudah terbukti dalam perjalanan sejarah mampu mempertahankan keutuhan negara dan bangsa ditengah kemajemukan yang ada.
"Kalau tidak ada NU bangsa Indonesia masih terjajah. Kalau tidak ada NU, Indonesia sudah bubar," tegasnya.
Ia mengisahkan bagaimana NU menjadi pemersatu segenap elemen bangsa dari berbagai latar belakang agama dan suku yang berbeda dalam berjuang merebut kemerdekaan. Paska kemerdekaan pun NU terus tetap setia mempertahankan keutuhan bangsa.
Saat ini lanjutnya, Islam di Nusantara sudah menjadikan rujukan masyarakat dunia karena kemoderatannya. Islam di Indonesia mampu beradaptasi dengan nafas budaya lokal yang sangat majemuk serta agama yang berbeda-beda.
"Banyak negara yang dilanda peperangan tiada henti walaupun hanya satu agama di negara tersebut seperti di kawasan timur tengah. Kita yang memiliki keragaman suku, budaya dan agama, Alhamdulillah bisa hidup rukun dan damai. Ini perlu kita pertahankan," katanya.
Selain penguatan amaliah dan jamiyah bagi warga NU, pada kesempatan kegiatan tahunan PCNU Pringsewu tersebut juga diserahkan penyaluran shadaqah bagi para Imam Masjid yang ada disekitar kecamatan Pagelaran. PCNU Pringsewu juga memberikan cinderamata bagi Masjid Nurul Huda yaitu berupa jadwal shalat abadi.(Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua