Pringsewu, NU Online
Fenomena banyaknya kelompok atau aliran tertentu yang notabene masih baru dan dengan gaya dakwah yang keras membuat KH Imam Muhayyat Lampung Timur mengingatkan kepada jama'ah bahwa jangan sampai terpengaruh dan mengikuti kelompok atau aliran tersebut, tetapi ikutilah yang lama yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan tausiyah pada Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. sekaligus Khotmil Qur'an di Masjid Babussalam Sumberagung, baru-baru ini.
Hadir dalam acara tersebut Rais Syuriah MWC NU Ambarawa Syeh Mufassirin, Ketua Tanfidziyah MWC NU Ambarawa Ust. Jumangin, Kepala Desa Sumberagung Ahmad Hijar, para kiai, tokoh agama dan masyarakat setempat.
Dalam tausiyahnya, Kiai Imam Muhayyat meminta kepada jamiyyah Nahdlatul Ulama agar tetap ber-NU dengan mengamalkan amaliyah-amaliyah NU seperti yasinan, tahlilan, mengirim do'a kepada orang yang sudah meninggal dan lain sebagainya.
"Jangan mudah terpengaruh dengan aliran-aliran baru yang suka membid'ah-bid'ahkan amaliyah NU dan suka mengkafir-kafirkan orang lain. Mereka yang selalu menganggap dirinya paling benar, belum tentu benar. Jangan sampai NU dipecah belah oleh kelompok yang selalu berlindung di balik nama agama dan umat".
Kyai Imam Muhayyat juga berpesan agar sebagai warga NU harus bisa menghindari empat sifat yang dapat membuat kita menjadi sangat rendah di hadapan Allah SWT. Empat sifat tersebut adalah hasut, ujub, riya, dan dengki.
"Kalau ingin selamat dunia akhirat, maka hindari empat sifat itu. Karena kesemuanya itu akan membuat hati kita menjadi gelap, dan hati yang gelap akan mudah menuduh orang lain selalu salah, selalu merasa diri sendiri yang paling benar, sombong, suka pamer dan tidak suka melihat orang lain sukses (dengki)".
Terkait banyaknya pemberitaan bohong yang ditunjukkan kepada NU, Kiai Muhayat meminta agar warga NU jangan langsung menelan mentah-mentah apa yang disuguhkan oleh kelompok-kelompok yang memang tidak suka dengan NU melalui pemberitaan-pemberitaan mereka. Dirinya berpesan agar kita senantiasa mengutamakan tabayyun dan klarifikasi sehingga tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif.
"Hati-hati dengan berita palsu yang sangat luar biasa menyerang NU, pak...bu...jama'ah sekalian. Tabayyun dulu, cross check dulu kebenarannya, jangan langsung ditelan informasinya," pungkasnya. (Henudin/Mukafi Niam)