Daerah

Kompetisi Dalam Muswil PKB Jateng Harus Berlangsung Fair

Rabu, 7 September 2005 | 11:56 WIB

Semarang, NU Online
Musyawarah Wilayah (Muswil) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kudus, 11-12 September diharapkan menjadi sebuah forum yang bersih. Karena itu, cara-cara kotor yang hanya untuk meraih kekuasaan sudah seharusnya dihindari.

Salah seorang kandidat kuat Ketua DPW, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) berharap muswil berlangsung bersih dan demokratis. ''Muswil harus diselenggarakan dengan menghindari cara-cara yang merusak partai dan negara, misalnya money politics (politik uang-Red) dan semacamnya,'' kata dia, Selasa (6/9).

<>

Menurut kiai muda itu, muswil harus dijadikan kesempatan sebaik mungkin bagi partai untuk berkonsolidasi dan meneguhkan kerja-kerja politiknya agar lebih terasakan manfaatnya bagi masyarakat. ''Muswil menjadi langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan pemilih basis dan masyarakat umum terhadap PKB dalam Pemilu 2009.''

Dirinya akan meletakkan DPC sebagai ujung tombak partai yang harus terus diberdayakan. Caranya, dengan menjadikan sebagai mitra sejajar dalam kerja-kerja politik penguatan masyarakat.

Ketua DPC Kabupaten Magelang itu menegaskan, saat ini diperlukan ketua DPW yang total berkonsentrasi mengurus partai dan tidak terpecah dengan fungsi-fungsi lain. Kepemimpinan di DPW adalah kolektif kolegial, sehingga ketua harus dapat menempatkan diri dalam mengoordinasi para pengurus wilayah dan cabang untuk menyinergikan segala potensi.

Soal polemik restu dari kakaknya, Gus Yusuf beranggapan, itu sebagai isu untuk mengalihkan konsentrasi atas agenda yang lebih penting dalam muswil dan terkesan mengadu domba untuk melemahkan partai. Termasuk dalam hal ini, gagasan pemisahan kelompok kultural dan pekerja politik dalam PKB. Seharusnya, kata pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang itu, justru disinergikan.

Terpisah, kandiat kuat ketua lainnya, H Abdul Kadir Karding menyerahkan sepenuhnya pada para kiai dan cabang terkait dukungan padanya. Dia menghormati para kiai sebagai pihak yang mengawal, menentukan arah kebijakan, dan menjaga moralitas partai. ''Saya menyerahkan sepenuhnya pada para kiai dan akan menghormati keputusan DPC-DPC,'' kata wakil ketua DPRD Jateng tersebut.

Pencalonan sebagai ketua DPW, menurut dia, merupakan hal biasa. Dirinya juga tidak memiliki ambisi pribadi untuk itu, namun lebih mengedepankan dorongan dan amanah para kiai. ''Menjadi ketua DPW atau tidak, bukan persoalan. Toh, tetap mengabdi dan bekerja untuk kemajuan partai.''

Ke depan, dirinya akan menyiapkan konsep pembangunan partai sebagai advokasi terhadap rakyat kecil. ''Konsep itu adalah gagasan Gus Dur yang masih terus mengalami proses. Pada masa sulit seperti sekarang ini, peran partai justru sangat penting untuk melakukan pembelaan pada rakyat kecil.''

Menurut Ketua DPC Pubalingga, H Ahmad Sudarno, advokasi tersebut sebenarnya bukan barang baru. Sejak masih mahasiswa, kata dia, Kadir sudah terbiasa dengan advokasi terhadap kaum buruh, nelayan, petani, kaum miskin kota, dan masyarakat pinggiran. ''Pada saat politisi yang lain akan mendekat ke kaum pinggiran, Kadir sudah melakukan sejak lama.''

Ketua Karteker DPC Grobogan, H Cholidy Ibhar menambahkan, Kadir telah berpengalaman sejak menjadi sekretaris dan wakil ketua DPW. Selain itu, politisi muda itu juga mampu berbuat terbaik dalam pertarungan politik di pilkada. Salah satu contohnya, sukses mengantarkan pasangan Mardiyanto-Ali Mufiz sebagai gubernur dan wagub Jateng 2003-2008.(sm/Die)