Daerah

Lakpesdam Surabaya: Dai Harus Melek Perkembangan Kekinian

Senin, 18 Desember 2017 | 12:34 WIB

Surabaya, NU Online 
Pengurus Lakpesdam NU Surabaya, M. Najih Arromadloni berpendapat, dari sekian banyak pengguna media sosial hanya sebagian kecil yang menciptakan konten. Sisanya konsumen. Ia menyampaikan hal itu saat menjadi moderator Pelatihan Dai Zaman Now yang digelar Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Surabaya di Pena Room gedung Graha Pena Surabaya, Ahad pagi, (17/12) .

Sekitar 100 peserta Pelatihan Dai Zaman Now tidak hanya mendengarkan ceramah dari para praktisi yang ahli di bidangnya. Mereka juga diajari dan langsung praktik membuat berbagai macam design meme untuk disebarluaskan di medsos.

Ketua Lakpesdam NU Surabaya Imam Syafii, ketika membuka kegiatan itu mengatakan bahwa para dai harus menyesuaikan perkembangan zaman dalam menyampaikan dakwahnya. 

Mereka juga harus mengetahui isu-isu kekinian dengan agar tidak ketinggalan dari jamaahnya. "Karena sekarang zamannya internet dan medsos, para dai juga harus melek internet dan medsos. Jika tidak, akan ditinggal jamaahnya," jelasnya.

Saat ini, menurut Imam, jumlah pengguna internet di Indonesia sangat besar. Dari 262 juta jumlah penduduk, ada 132,7 juta pengguna internet, 106 juta pengguna medsos, dan 92 juta pemakai ponsel aktif. 

"Para dai harus melihat realita ini sebagai medan dakwahnya yang baru sekaligus melengkapi diri mereka dengan keterampilan dan strategi yang tepat agar bisa berdakwah kepada warganet tersebut," papar Direktur Pemberitaan dan Produksi JTV ini.   

Sururi Arumbani, salah seorang pemateri, menerangkan bahwa berdakwah tidak harus berpidato atau berceramah di depan jamaah pengajian. Berdakwah juga bisa dengan cara lain yaitu berdakwa dengan cara menyebarkan meme atau nge-vlog di medsos. 

"Dakwah itu yang penting menyampaikan kebaikan (hasanah). Bukan menyebar kebencian terhadap orang lain," ujar Sururi. "Kalau semua pendakwah ingin ceramah di depan jamaah pengajian, nanti bisa rebutan panggung," sambung mantan Pemimpin Redaksi TV9 ini dengan nada guyon, sehingga membuat peserta workshop tertawa.

Pembicara lainnya, Judy Djoko Wahyono memberikan sejumlah kiat agar para dai bisa tampil mempesona di depan jamaahnya melalui gesture dan suara. Termasuk para dai yang ingin nge-vlog atau membuat video ceramahnya untuk ditampilkan di medsos. 

"Para dai jangan hanya memikirkan what to say. Tapi juga how to say-nya," kata doktor sekaligus praktisi media yang suka dipanggil Bung Djoko ini.

Dia menegaskan ada dua faktor dalam berkomunikasi antara komunikator (pembicara) dengan komunikan (yang diajak bicara) yaitu faktor verbal dan non verbal. 

"Sekitar 80 persen keberhasilan berkomunikasi ditentukan faktor nonverbal. Pangaruh faktor verbal hanya 20 persen," jelas Direktur Radio El Bayu, Gresik, ini.

Faktor nonverbal itu, lanjut dia, di antaranya meliputi gestur dan vokal (suara). "Sementara suara terdiri dari unsur intonasi (naik turun), artikulasi (pelafalan), aksentuasi (penekanan), phrase, speed, pace (ketukan) dan power," ujarnya.

Narasumber lainnya, Arya Muhammad, mengatakan medsos sebagai media baru untuk berdakwah. Ini karena pengaruh media sosial yang sangat besar sekarang. Kalau dulu ada jargon mulutmu harimaumu. Sekarang ganti menjadi medsosmu harimaumu. "Sekarang ini, semuanya tergantung kepada apa yang disampaikan di medsos," kata Arya dari Santri Community Design.

Menurut Arya, dai dan calon dai zaman now harus melek medsos dan melek design. "Supaya mereka bisa melakukan dakwah bil lisan dan bil design," kata lulusan design grafis Universitas Negeri Malang ini.  Dia mengungkapkan, saat ini, konten dakwah di medsos dilakukan dengan menyebar meme sebanyak-banyaknya. "Mulai dari poster dakwah hingga quote ulama," tambah Arya.

 Arya mengajari peserta workshop bagaimana membuat berbagai design meme menarik dengan aplikasi corel. Mulai dari pilihan warna hingga font hurufnya. "Yang sederhana saja. Yang penting jelas. Jangan berbelit-belit," sarannya kepada peserta pelatihan yang kebanyakan mahasiswa dan sarjana tersebut.

Lakpesdam Sehari sebelumnya, di tempat dan waktu yang sama, sehari sebelumnya, mengadakan Workshop Jurnalistik dan Karya Tulis Ilmiah. Pesertanya 200 lebih siswa SMA dan mahasiswa. (Red: Abdullah Alawi)