Daerah BANJIR SUMATRA

Layanan Kesehatan Terus Hadir untuk Mengobati Pengungsi di Aceh Tamiang

NU Online  Ā·  Jumat, 26 Desember 2025 | 09:00 WIB

Layanan Kesehatan Terus Hadir untuk Mengobati Pengungsi di Aceh Tamiang

Pemberian layanan kesehatan di Aceh Tamiang. (Foto: Dinas Kesehatan Aceh Tamiang)

Aceh, NU OnlineĀ 

 

Layanan kesehatan di Kabupaten Aceh Tamiang terus hadir memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang. Penyakit yang diderita pengungsi kebanyakan adalah ISPA, diare akut, penyakit kulit, dan Influenza Like Illnes (ILI).

 

"Mayoritas warga terkena penyakit adalah ISPA, penyakit kulit dan diare. Dengan rincian ISPA 451 jiwa, penyakit kulit sebanyak 318 jiwa, diare akut 154 jiwa, dan ILI 34 jiwa," ucap Azwanil Fakhri, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Aceh Tamiang, kepada NU Online, Jumat (26/12/2025).

 

Ia mengaku, stok obat-obatan sudah mulai berkurang karena banyaknya penderita penyakit selama di posko pengungsian.

 

"Stok masih cukup, tapi pastinya persediaan obat-obatannya lama kelamaan mulai berkurang," kata dia.

 

Azwanil menyampaikan, alat medis seperti nebulizer sangat membantu untuk mengobati gangguan pernapasan dan paru-paru. Sebab, menurutnya, udara Aceh kurang baik. Karenanya, penderita ISPA merasa terbantu sekali dengan alat itu.

 

"Nebulizer ini bekerja dengan menghirup kabut melalui masker atau corong selama beberapa menit, memungkinkan obat bekerja efektif dan cepat di paru-paru," terangnya.

 

Sementara itu, Muhammad Eko Ramadani, warga Aceh Tamiang, mengatakan bahwa pelayanan medis juga telah ada di beberapa titik. Hal tersebut dilakukan pemerintah maupun relawan melalui posko-posko kesehatan.

 

"Terutama di bagian pusat Aceh Tamiang. Namun untuk daerah-daerah yang memang jauh dari perkotaan masih membutuhkan posko-posko kesehatan," jelas Eko.

 

Senada, Mustakim, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, menyampaikan kasus yang banyak diderita pengungsi adalah ISPA, dermatitis dan diare. Kelompok yang rentan terhadap penyakit tersebut sangat bervariasi, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.

 

Hal ini erat kaitannya dengan faktor pemicu penyakit itu muncul, di antaranya faktor kebersihan, polusi udara, stress, dan faktor kurang air bersih.

 

Kendati demikian, beberapa kendala juga sangat dirasakan Mustakim seperti sumber daya kesehatan, sarana prasarana, dan logistik obat-obatan.

 

"Ketiga instrumen itu sangat kami butuhkan. mengingat jumlah pengungsi yang sakit di sini cukup banyak," jelas Mustakim kepada NU Online.

 

Ia mengatakan, semua tenaga kesehatan telah terdampak banjir, alhasil permintaan obat-obatan di setiap pos kesehatan sangat tinggi.

 

Selama melayani pengungsi yang terjangkit penyakit, pihak dinas kesehatan Aceh Tamiang telah melakukan berbagai macam langkah.

 

"Kami telah membangun Health Emergency Operational Center (HEOC), koordinasi dengan kemenkes dan dinkes provinsi Aceh, membangun pos kesehatan di titik-titik pengungsi, rehabilitasi, dan reaktivasi puskesmas," paparnya.Ā 

 

Mustakim menyampaikan, saat ini sudah terbangun 147 pos kesehatan di Kabupaten Aceh Tamiang. Ia juga mendistribusikan masker hingga memberikan penyembuhan trauma. "Dan melakukan fogging di area yang risiko populasi nyamuknya tinggi," pungkasnya.

 

============

 

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik Banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman beranda atau via web Filantropi di tautan berikut.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang