Guru Besar UIN Aceh: NU Berperan Besar Wujudkan Kemandirian Ekonomi
Senin, 31 Januari 2022 | 23:30 WIB
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Banda Aceh, NU Online
Kelahiran Nahdatul Ulama dalam semangatnya tidak hanya dibangun dengan tradisi keagamaan. NU juga dibangun dengan semangat nasionalisme, pergulatan pemikiran, dan kekuatan ekonomi.
Demikian disampaikan Prof Misri A Muchsin selaku Dewan Penasehat GP Ansor Kabupaten Aceh Selatan dalam momentum Harlah ke-96 NU, Senin (31/1/2022).
“Tiga fondasi itulah yang menjadi pilar berdirinya NU pada 1926, yang kemudian sering disebut sebagai tiga pilar penyokong berdirinya NU,” ujarnya kepada NU Online, Senin.
Menurut dia, fondasi NU dibangun melalui tiga pilar utama. Pertama, Nahdlatul Wathan (kebangkitan bangsa) sebagai semangat nasionalisme dan politik. Kedua, Tashwirul Afkar (kebangkitan pemikiran) sebagai semangat pemikiran keilmuan dan keagamaan.
“Ketiga, Nahdlatut Tujjar (kebangkitan saudagar) sebagai semangat pemberdayaan ekonomi. Era saat ini, NU memiliki peran besar dalam mencerdaskan bangsa, mengerakkan semangat toleransi dan nasionalisme, hingga memberantas kemiskinan di Tanah Air,” ujarnya.
Lebih lanjut, Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu mengatakan bahwa zaman milenial ini elemen umat NU juga memiliki peran yang sangat besar mewujudkan kebangkitan dan kemandirian ekonomi umat.
“Kita sangat berharap melalui Harlah NU yang sudah mendekati umur satu abad ini, warga Nahdliyin lebih meningkat dalam mempererat silaturahmi dan persaudaraan serta kepedulian dan kepekaan untuk NKRI yang kita cintai,” harap Prof Misri.
“Nilai-nilai ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah yang terus kita tumbuhkembangkan menjadi fondasi dalam kerukunan bersosial, beragama, berbangsa dan bernegara,” lanjutnya.
Selain itu, Prof Misri berharap momentum Harlah ke-96 NU ini berbagai upaya pemerintah dan warga masyarakat dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19 membuahkan hasil signifikan. Oleh karena itu, kita bisa lebih cepat dalam pemulihan ekonomi baik nasional maupun daerah.
Ia menambahkan, zaman milenial saat ini warga Nahdliyin diharap dapat melawan tantangan yang jauh lebih besar, lebih berat, lebih menantang, lebih tajam, dan lebih radikal baik bersifat agama, sosial, kemasyarakatan maupun politik yang datang dari dalam negeri dan mancanegara.
“Kita mengetahui bahwa visi NU, yaitu gerakan berbasis keulamaan di mana segala sesuatunya harus ditimbang dengan timbangan syara’. Visinya adalah mengajak orang untuk taat kepada Allah swt, dan bukan bertujuan mencari harta atau kedudukan duniawi sebagaimana klaim sebagian kalangan,” pungkas Prof Misri.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua